Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran pada Virus Corona Mereda, Minyak Mentah Kembali Menguat

Harga minyak mentah kembali menguat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyalakan kembali optimisme bahwa wabah coronavirus (Covid-19) dapat mereda.
Pompa minyak terlihat saat matahari terbit di dekat Bakersfield, California, AS./ REUTERS -Lucy Nicholson
Pompa minyak terlihat saat matahari terbit di dekat Bakersfield, California, AS./ REUTERS -Lucy Nicholson

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah kembali menguat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyalakan kembali optimisme bahwa wabah coronavirus (Covid-19) dapat mereda.

Berdasarkan data Bloomberg, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup menguat 0,5 persen atau 0,25 poin ke level US$ 51,42 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Kamis (13/2).

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April menguat 0,55 poin dan berakhir di posisi US$56,34 per barel di ICE Futures Europe.

Dilansir Bloomberg, WHO mengatakan lonjakan diagnosis coronavirus tidak selalu mencerminkan lonjakan infeksi baru yang tiba-tiba. Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran wabah, merevisi metodenya untuk menghitung infeksi.

"Pasar semakin tenang di tengah fakta bahwa kita telah mencapai titik terendah," kata Rebecca Babin, pedagang ekuitas senior di CIBC Private Wealth Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar minyak telah mengabaikan kasus terburuk dan bisa menunjukkan lebih banyak ketahanan selama kasus di luar China tidak melonjak,” lanjutnya.

Harga minyak pulih pekan ini didukung oleh optimisme bahwa penyebaran wabah Covid-19 yang mematikan dapat mereda. Badan Energi Internasional pada hari Kamis memperkirakan permintaan minyak turun kuartal ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir menyusul dampak wabah virus pada kegiatan ekonomi dan perjalanan di China.

Sementara itu, Arab Saudi dan Kuwait mengizinkan dimulainya kembali produksi minyak di ladang Wafra mulai hari Minggu, lebih dari empat tahun setelah mereka menghentikan produksi.

Kedua negara menyatakan dimulainya kembali produksi kemungkinan tidak akan menambah jumlah minyak yang signifikan ke pasar dalam jangka waktu kesepakatan pemotongan produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang berjalan hingga akhir Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper