Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pantau Jumlah Infeksi Covid-19, Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia menguat pada Jumat (14/2/2020) setelah pelaku pasar menyambut data yang menunjukkan peningkatan harian dalam kasus virus corona di Hubei yang lebih kecil dari kemarin, meskipun masih lebih besar daripada sebelum metodologi berubah.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada Jumat (14/2/2020) setelah pelaku pasar menyambut data yang menunjukkan peningkatan harian dalam kasus virus corona di Hubei yang lebih kecil dari kemarin, meskipun masih lebih besar daripada sebelum metodologi berubah.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,16 persen pada pukul 15.13 WIB. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah masing-masing 0,6 persen dan 0,59 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup menguat  0,38 persen dan 0,70 persen, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,31 persen dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,48 persen.

Dilansir Bloomberg, provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus corona (Covid-19), melaporkan hampir 5.000 kasus baru, sehari setelah mengkonfirmasi hampir 15.000 kasus tambahan.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia di China direvisi turun lebih dari 100 menjadi 1.380 jiwa, karena adanya revisi dari perhitungan ganda.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan lonjakan diagnosa coronavirus tidak selalu mengindikasikan adanya lonjakan infeksi. Pernyataan ini meningkatkan sentimen risk-on di antara para investor.

Raksasa e-commerce, Alibaba Group memperingatkan bahwa penyakit ini memiliki dampak fundamental pada ekonomi China.

"Kesulitan yang dihadapi perdagangan ini adalah soal waktu, dan di sini, sekarang, kita belum mengatasi coronavirus sepenuhnya,” kata Kyle Rodda, analis pasar di IG Markets Ltd., seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Federal Reserve Bank of New York mengatakan akan menyusutkan operasi repo-agreement lebih dari yang diperkirakan analis.

Investor menilai langkah Fed untuk menurunkan operasi repo mengingat dukungan bank sentral telah membantu menenangkan pasar sejak lonjakan volatilitas sejak September tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper