Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Pacific (POLY) Incar Pendapatan Tumbuh 10 persen

Dengan prediksi pendapatan sepanjang tahun 2019 sebesar US$400 juta, POLY menargetkan pertumbuhan sebesar 10 persen pada tahun ini.
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten poliester PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) menargetkan pendapatan pada 2020 mencapai US$440 juta, atau tumbuh 10 persen dari estimasi pendapatan 2019 senilai US$400 juta.

Assistant President Director Corporate Communication Asia Pacific Fibers Prama Yudha Amdan menegaskan dari segi bahan baku, perseroan tidak mengalami gangguan karena relatif tidak ada bahan baku yang berasal dari China.

"Terhentinya stok dari China justru menciptakan peluang karena kami estimasi permintaan lokal meningkat mengisi kekosongan impor," ujarnya kepada Bisnis.com pada Kamis (13/2/2020).

Fluktuasi rupiah, lanjutnya, juga hal yang umum terjadi mengingat model bisnis yang perseroan jalankan memang sudah menjamah pasar mancanegara sejak dahulu.

"Kami tentu antisipasi tren jika ada yang hal mengganggu, sejauh ini belum terlihat gangguan," sambungnya.

Dengan prediksi pendapatan sepanjang tahun 2019 sebesar US$400 juta, POLY menargetkan pertumbuhan sebesar 10 persen pada tahun ini.

Adapun, dengan porsi ekspor mencapai 25 hingga 30 persen dari total penjualan pada tahun 2019, target ekspor perseroan tahun ini meningkat menjadi 30 hingga 35 persen.

Meski tak menyebutkan angka pasti belanja modal POLY tahun ini, Prama menuturkan sumber dana berasal dari kas internal yang mayoritas akan digunakan untuk proyek penghematan energi dan perbaikan mesin.

"Belum ada rencana ekspansi produksi tahun ini, akan tetapi kami melakukan ekspansi pasar terutama di regional Eropa dan Amerika. Ditunjang dengan kemitraan strategis kami dengan ADVANSA, produsen serat terkemuka di Jerman," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper