Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batu Bara Tertekan, Indika Energy (INDY) Fokus Diversifikasi Usaha

Indika Energy memperkirakan kontribusi laba bersih dari sektor non batu bara bisa mencapai 25 persen pada 2023 mendatang.
Direktur PT Indika Energy Tbk Aziz Armand (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi di sela-sela pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, di  Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur PT Indika Energy Tbk Aziz Armand (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi di sela-sela pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi Indika Group, PT Indika Energy Tbk. terus menggenjot diversifikasi bisnis di saat industri batu bara tengah dalam tekanan.

Head of Corporate Communication Indika Energy Leonardus Herwindo mengatakan tahun ini perseroan bakal fokus melanjutkan ekspansi di lini usaha non batu bara yang mana sudah dimulai sejak dua tahun terakhir. Emiten bersandi saham INDY itu memperkirakan kontribusi laba bersih dari sektor non batu bara bisa mencapai 25 persen pada 2023 mendatang.

“Kami terus lakukan dengan langkah-langkah diversifikasi bisnis dalam dua tahun terakhir. Saat ini mayoritas pendapatan perusahaan masih dari batu bara,” ujar Leonardus saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (12/2/2020).

Di tahun tikus logam ini, Indika akan fokus pada dua lini usaha non batu bara, yaitu pembangunan fuel storage di Kalimantan Timur dan penambahan kepemilikan saham untuk proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.

Menurut Leonardus, pembangunan fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur masih berjalan sesuai rencana dengan target commercial operation date (COD) pada paruh kedua 2020. Saat ini, proyek yang menelan investasi US$115 juta tersebut masih dalam proses pembangunan infrastruktur pendukung.

Entitas anak usaha, PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), akan memiliki dan mengoperasikan fasilitas itu untuk melakukan aktivitas penyimpanan dan pengiriman bahan bakar. Sementara itu, entitas anak usaha lainnya yaitu PT Petrosea Tbk. (PTRO) dan Tripatra Multi Energi bertindak sebagai kontraktor dari proyek tersebut.

Sementara itu, pada proyek tambang emas di Sulawesi Selatan, Indika  berencana untuk melanjutkan proses akuisisi Nusantara Resources Limited, induk usaha PT Masmindo Dwi Area , perusahaan yang mengelola tambang Awak Mas.

INDY menargetkan untuk menaikkan porsi kepemilikan saham hingga 52,6 persen baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dua tahap. Perseroan diperkirakan akan merogoh kocek hingga US$40 juta dalam proses akuisisi ini. Per Desember 2019, porsi kepemilikan saham Indika di tambang tersebut mencapai 21,02 persen.

Untuk diketahui, proyek emas Awak Mas ini memiliki potensi cadangan hingga 1,1 juta ounce dengan total investasi sebesar US$150-200 juta. Proyek ini ditargetkan mulai memproduksi pada 2021.

Selain itu, entitas anak usaha PTRO saat ini berkontribusi sebagai Front End Engineering and Design (FEED) dan akan segera ditunjuk sebagai kontraktor atau Engineering Procurement & Construction (EPC) pada proyek tersebut.

“Kami akan terus terbuka dalam melihat segala peluang ekspansi bisnis dalam bidang yang sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas kami di dunia pertambangan,” terang Leonardus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper