Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Berhasil Kembali Diperdagangkan di Level US$50

Pada perdagangan Rabu (12/2/2020) hingga pukul 17.37 WIB harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak Maret 2020 di bursa Nymex bergerak menguat 1,38 persen menjadi US$50,63 per barel.
Anjungan lepas pantai./Bloomberg
Anjungan lepas pantai./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah berhasil kembali diperdagangkan di level US$50 per barel seiring dengan fokus investor beralih kepada optimisme Rusia akan menyetujui rencana pemangkasan produksi oleh OPEC dan sekutunya.

Hal tersebut dilakukan OPEC untuk mengatasi lemahnya permintaan minyak akibat sentimen penyebaran virus corona.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (12/2/2020) hingga pukul 17.37 WIB harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak Maret 2020 di bursa Nymex bergerak menguat 1,38 persen menjadi US$50,63 per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak April 2020 di bursa ICE bergerak menguat 1,83 persen menjadi US$55 per barel.

Adapun, minyak jenis WTI sempat menembus level psikologis kuat, menyentuh US$49.31 per barel menjadi level terendah minyak sejak Desember 2018. Sepanjang tahun berjalan 2020, minyak telah terkoreksi 17,08 persen.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa harga minyak bergerak naik di tengah sinyal kasus virus corona telah melambat di China sehingga meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi pelemahan permintaan dari importir minyak terbesar dunia itu

“Level resisten terdekat minyak berada di US$50,9 per barel dan menembus ke atas dari level tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan ke US$51,40 sebelum menguji resistan kuat di US$52,1 per barel,” ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (12/2/2020).

Sebaliknya jika harga berbalik melemah, level support terdekat berada di US$50 per barel dan menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan ke US$49,50 per barel sebelum membidik support kuat di US$48,8 per barel.

Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa pihaknya masih mempelajari proposal pemangkasan produksi lebih dalam oleh OPEC. Komentar tersebut disambut positif oleh pasar dengan optimisme Rusia akan menyetujui rencana tersebut.

Untuk diketahui, OPEC dan sekutunya mengadakan pertemuan di Vienna pada pekan lalu untuk membahas langkah antisipasi dari penurunan permintaan yang telah membuat harga minyak berada di jalur bearish.

Kelompok eksportir minyak tersebut merekomendasikan pembatasan pasokan lebih lanjut sekitar 600.000 barel per hari hingga Juni. Selain itu, kelompok itu juga merekomendasikan pemotongan 2,1 juta barel per hari yang direncanakan berakhir pada Maret harus diperpanjang hingga akhir tahun.

Kendati demikian, Analis Pasar Oanda Jeffrey Halley mengatakan bahwa penguatan minyak saat ini masih tampak rapuh seiring dengan data persediaan AS yang lebih tinggi menjadi sinyal bahwa penurunan permintaan minyak dapat berubah menjadi lebih parah.

“Walau pasar optimis Rusia akan setuju dengan pemangkasan produksi, sikap Rusia yang masih bimbang tersebut mungkin akan membuat OPEC terpaksa melakukan pemangkasannya sendiri,” ujar Jeffrey seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/2/2020).

Berdasarkan laporan American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah AS naik 6 juta barel pada pekan lalu, menjadi sinyal lemahnya prospek permintaan global.

Mengutip riset terbaru EIA yang dirilis Selasa (11/2/2020), EIA telah memangkas perkiraan konsumsi minyak global untuk kuartal pertama tahun ini sebesar 880.000 barel per hari menjadi 100,26 juta barel per hari. Hal itu dipicu oleh efek virus korona dan musim dingin yang lebih hangat dari biasanya.

Adapun, pasokan minyak yang berlebih tersebut berpotensi diserap oleh India sehingga membatasi membludaknya pasokan minyak global akibat berkurangnya serapan dari China sebagai importir minyak terbesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper