Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tersengat Peringkat dari Moody's, Rupiah Diprediksi Menguat

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat di kisaran Rp13.615 per dolar AS hingga Rp13.740 per dolar AS.
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksi bakal memasuki zona hijau pada perdagangan Rabu (12/2/2020). Rupiah diperkirakan menguat seiring dengan penegasan peringkat atas surat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat Moody's.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat di kisaran Rp13.615 per dolar AS hingga Rp13.740 per dolar AS. Kemarin, rupiah juga ditutup menguat 0,27 persen atau 37 poin di level Rp13.674 per dolar AS.

"Rupiah mendapatkan katalis positif seiring dengan peringkat surat utang Indonesia yang diberikan oleh lembaga pemeringkat Moody' Investor Service," ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (12/2//2020).

Sebelumnya, Moody's memutuskan untuk mempertahankan peringkat utang Indonesia di kategori Baa2 dengan outlook stabil atau setara dengan level BBB. Hal itu disebabkan oleh stabilnya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, rendahnya beban utang pemerintah, disiplin fiskal yang konsisten, dan penekanan stabilitas makroekonomi.

Adapun, definisi rating Moody's tersebut artinya surat berharga yang diterbitkan pemerintah Indonesia masuk dalam kategori moderate credit risk dan medium grade. Sementara itu, outlook yang stabil menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan serta menunjukkan risiko yang berimbang.

Di sisi lain, Ibrahim mengatakan bahwa pasar saat ini akan fokus menanti kongres The Fed dan komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS di tengah sentimen penyebaran virus corona yang dapat melemahkan pertumbuhan global. Selain itu, pasar juga masih khawatir penyebaran virus corona yang telah memakan korban jiwa lebih dari 1.000 orang akan semakin parah dan meluas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper