Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indomie dan Teka-teki di Balik Kejatuhan Saham 2 Emiten Grup Salim

Indofood CBP Sukses Makmur berpotensi menggarap pasar dengan populasi 800 juta jiwa bila mengakuisisi seluruh saham Grup Penhill.
Indomie/Ilustrasi-indofood.com
Indomie/Ilustrasi-indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan analis menilai kinerja saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang terkoreksi cukup dalam pada perdagangan hari ini dipicu sentimen akuisisi saham perusahaan terafiliasi. Kendati demikian, investor disarankan untuk tetap netral terhadap kedua saham Grup Salim tersebut.

Panin Sekuritas dalam laporan risetnya melansir, saham INDF dan ICBP anjlok karena dipicu rencana akuisisi saham milik Penhill Corpora Limited dan Steele Lake Limited di Penhill Group oleh ICBP. Penhill Corpora Limited dan Steele Lake Limited merupakan perusahaan berbasis di British Virgin Island yang masih terafiliasi dengan ICBP.

Perihal akuisisi Penhill, ICBP telah melansir bahwa perseroan sedang melakukan uji tuntas atau due diligence atas penawaran pembelian saham Grup Pinehill.
ICBP juga melansir, informasi lanjutan terkait penawaran akuisisi saham di Grup Pinehill juga akan disampaikan kemudian. Informasi tersebut juga termasuk perihal syarat dan ketentuan atas rencana transaksi yang lebih rinci dalam suatu perjanjian tersendiri.

Pada penutupan sesi pertama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,93 persen menjadi 5.899,04. Hingga penutupan perdagangan, IHSG terkoreksi 0,69 persen menjadi 5.913,08. Saham INDF dan ICBP tercatat menjadi penekan pergerakan indeks. Harga saham ICBP ditutup di level Rp10,750, turun 725 poin atau 6,32 persen. Begitu juga dengan saham INDF, terkoreksi 675 point atau 8,79 persen

"Pasar mengkhawatirkan transaksi ini berpeluang dilakukan pada nilai diatas dari nilai wajarnya," tulis Panin Sekuritas dalam riset yang dikutip Bisnis.com, Rabu (12/2/2020).

Di lain pihak, RHB Sekuritas merekomendasikan pasar untuk bersikap netral terhadap gejolak saham INDF dan ICBP. Analis Michael W Setjoadi, merekomendasikan pasar tetap netral terhadap aksi tersebut dengan target harga Rp11.700 untuk saham ICBP.

“Kami baru-baru ini menghadiri panggilan konferensi ICBP tentang aksi korporasi potensial untuk 100 persen mengakuisisi Pinehill Limited. Pinehill dikenal melayani 7 negara (Saudi, Nigeria, Turki, Kenya, Maroko, Serbia, dan Mesir) dengan menggunakan merek Indomie (berdasarkan perjanjian lisensi dengan INDF),” tulisnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Rabu (12/2/2020).

Sebagai gambaran, Pinehill memiliki 59 persen kepemilikan pada anak perusahaannya, sisanya dimiliki oleh mitra lokal. Volume penjualan Pinehill mencapai 7,4 miliar paket mie per tahun dan melayani pasar domestik dan pasar ekspor.

Total populasi yang bisa dijangkau Pinehill di pasar domestik mencapai 576 juta orang. Jika akuisisi dilakukan, ICBP akan melayani sekitar 800 juta orang tanpa memperhitungkan pasar ekspornya. Dengan katan lain, pangsa pasar yang bisa dijangkau produsen mi instan Indomie bisa mencapai empat kali lipat dari populasi Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri, mi instan bermek Indomie sudah bukan menjadi brand lokal. Popularitas Indomie sudah tersebar ke seluruh dunia. Tahun lalu, Los Angeles Times menempatkan Indomie sebagai mi instan ramen paling lezat di dunia.  Di media sosial twitter, penggemar berat Indomie bahkan membuat akun bernama @AgamaIndomie  yang pengikutnya tercatata mencapai 65.000.

Dus, dengan potensi pangsa pasar 800 juta jiwa sebagaimana disebut di atas, Indomie tidak lagi jago kandang dan menjadi aset nasional. Lebiih dari itu, Indomie, bakal menjadi milik 11 persen penduduk di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper