Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koreksi 5,48 Persen, IHSG Masih Ditopang Prospek Ekonomi

Pelemahan kinerja IHSG lebih disebabkan oleh faktor teknikal, salah satunya adalah nilai transaksi saham per hari
 Pengunjung beraktivitas di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung beraktivitas di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Daya tahan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah terkontraksi dinilai masih cukup baik, karena adanya dukungan kondisi fundamental perekonomian domestik.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan meskipun kinerja IHSG paling lemah di Asia Tenggara dan Asia Pasifik, daya tahannya masih terbilang baik.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Selasa (11/2/2020) IHSG terkoreksi 5,48 persen sepanjang tahun berjalan, terdalam dibandingkan bursa Asean dan Asia Pasifik lainnya

Menurutnya, kontraksi yang terjadi pada pasar saham bukan disebabkan oleh faktor-faktor fundamental. Pelemahan kinerja IHSG lebih disebabkan oleh faktor teknikal, salah satunya adalah nilai transaksi saham per hari.

"Rata-rata nilai transaksi saham saat ini hanya berkisar antara Rp5 triliun hingga Rp6 triliun per hari. Padahal, umumnya angka ini bisa menembus Rp9 triliun hingga Rp10 triliun per hari," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (12/2/2020).

Turunnya IHSG juga merupakan imbas dari sentimen negatif dari luar Indonesia. Masalah-masalah seperti wabah virus corona dan perang dagang dinilai kian mempersulit peningkatan nilai IHSG.

"IHSG yang turun dibawah 6.000 saat ini dikarenakan likuiditas yang rendah. Faktor ini cukup signifikan pada pasar saham sehingga bila likuiditasnya rendah akan memunculkan aksi jual dari investor yang membuat nilai saham terkontraksi cukup dalam," jelasnya

Hal lain yang turut berkontribusi terhadap kontraksi nilai IHSG hingga saat ini adalah kasus Jiwasraya. Masalah goreng saham ini mengakibatkan turunnya kepercayaan investor pada pasar saham Indonesia.

Sementara itu, posisi IHSG saat ini cukup terbantu dengan kondisi perekonomian Indonesia yang terbilang stabil. Pertumbuhan ekonomi tahunan yang stabil di angka 5 persen dinilai menjadi salah satu penopang IHSG.

Lebih lanjut, Alfred menuturkan hingga saat ini, kinerja fundamental emiten di lantai bursa juga terbilang cukup baik. Kontraksi yang saat ini terjadi juga lebih disebabkan oleh ketakutan pasar pada harga sahamnya.

"Selain itu, nilai tukar rupiah juga masih sangat kuat," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper