Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agro Yasa (AYLS) Bidik Kontrak Rp100 Miliar

Perseroan tengah membidik kontrak senilai Rp100 miliar pada Tahun Tikus Logam yang mayoritas berasal dari perusahaan pelat merah.
Direktur Utama PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) Akam saat memberikan cenderamata kepada Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna pada pencatatan perdana saham AYLS pada Rabu (12/2/2020). Pandu Gumilar
Direktur Utama PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) Akam saat memberikan cenderamata kepada Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna pada pencatatan perdana saham AYLS pada Rabu (12/2/2020). Pandu Gumilar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Agro Yasa Lestari Tbk. menargetkan bisa meraih kontrak anyar senilai Rp100 miliar pada tahun ini.

Direktur Utama Agro Yasa Lestari Akam mengatakan perseroan tengah membidik kontrak senilai Rp100 miliar pada Tahun Tikus Logam. Menurutnya kontrak-kontrak anyar itu mayoritas bakal diperoleh melalui perusahaan pelat merah.

“Target kami tahun ini minimal bisa mencapai Rp100 miliar. Sebagian besar adalah proyek infrastruktur yang dimiliki oleh pemerintah tapi di luar itu kami juga ambil. Hanya saja, karena kapasitas kami belum besar jadi lebih selektif,” katanya pada Rabu (12/2/2020).

Akam mengatakan perseroan menjalankan dua unit bisnis yang bergerak di bidang infratruktur, yakni penyuplai aspal dan geosintetis. Khusus untuk aspal, emiten berkode saham AYLS itu mengincar proyek di kawasan Indonesia Timur.

Akam berharap dengan berubahnya status perusahaan menjadi terbuka perseroan dapat mensuplai sekitar 100.000 ton aspal per tahun. Sebagai informasi, AYLS memiliki kerja sama dengan produsen aspal seperti ESSO dan SHELL, yang menunjuk perseroan menjadi agen pemasaran di Banda Aceh dan Padang.

Sementara itu, untuk proyek geosintetis perseroan membidik pembangunan di Tol Trans-Sumatra Pekanbaru, Palembang, dan Padang. Akam menambahkan sejauh ini segmen bisnis aspal masih menjadi kontributor utama pendapatan

“Bisnis aspal menyumbang 70 persen sampai dengan 80 persen, geosintetis 20 persen sampai 30 persen, sisanya masih kecil 5 persen, yakni dari pakan ternak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper