Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Virus Corona Belum Reda, Bursa AS Cetak Rekor

Bursa saham Amerika Serikat memulai pekan ini dengan positif karena investor mengabaikan potensi tekanan ekonomi dari penyebaran coronavirus di tengah musim laporan pendapatan emiten.
Seorang trader bekerja di lantai New York Stock Exchange tak lama setelah bel pembukaan di New York, AS, 24 Januari 2020./ REUTERS - Lucas Jackson
Seorang trader bekerja di lantai New York Stock Exchange tak lama setelah bel pembukaan di New York, AS, 24 Januari 2020./ REUTERS - Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat memulai pekan ini dengan positif karena investor mengabaikan potensi tekanan ekonomi dari penyebaran coronavirus di tengah musim laporan pendapatan emiten.

Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,73 persen ke level 3.352,09, rekor tertiggi barunya. Sementara itu, indeks Dow Jones dan Nasdaq ditutup menguat masing-masing 0,6 persen dan 1,13 persen.

Sebagian besar sektor menguat, namun sektor energi melemah karena minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah US$ 50 per barel.

Minyak mentah WTI turun 1,5 persen ke level US$49,58 per barel, level terendah dalam lebih dari 13 bulan terakhir sekaligus pada penurunan terbesar dalam sepekan.

Penguatan di bursa Wall Street ini terjadi di tengah investor yang memantau dimulainya kembali aktivitas pabrik-pabrik di China dan kemungkinan kekacauan yang mungkin terjadi setelah beberapa ratus ribu orang mulai kembali bekerja di perusahaan-perusahaan seperti pemasok Apple Inc., Foxconn.

Sementara itu, General Motors Co akan memulai kembali produksi di China mulai 15 Februari mendatang.

Dengan meningkatnya kasus coronavirus di luar China dan berbagai perusahaan menarik diri dari pertemuan internasional, investor berusaha mencari tahu apakah tingkat penularan virus ini telah mencapai masa puncaknya.

Sementara itu, otoritas moneter di negara-negara emerging markets telah melangkah untuk menopang sistem keuangan. Bank Sentrak China bergerak untuk menjaga likuiditas pada hari Senin melalui reverse-repurchase agreements.

"Meskipun penyebaran coronavirus membingungkan, fokus global pada penyakit ini kemungkinan akan menghasilkan solusi untuk membendung penyebarannya tidak lama lagi," John Stoltzfus, analis investasi di Oppenheimer Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Data ekonomi yang dirilis pekan lalu menggarisbawahi kekuatan dan ketahanan di pasar tenaga kerja AS dan menunjukkan keberlanjutan ekspansi ekonomi AS," lanjutnya.         

Investor juga menantikan rilis laporan keuangan sejumlah emiten pekan ini, di antaranya Alibaba Group Holding Ltd., Credit Suisse Group AG, dan Nestle SA.

Sementara itu di bursa Eropa, indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat tipis 0,07 persen atau 0,28 poin ke level 424,64.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper