Bisnis.com, JAKARTA – Emiten-emiten kelapa sawit diharapkan bisa melebarkan sayap menuju penghiliran untuk memperkuat fundamental perseroan.
Analis Profindo Sekuritas Indonesia Dimas Wahyu mengatakan penghiliran produk sawit dapat memperkuat kinerja fundamental perseroan. Menurutnya pemakaian minyak sawit banyak digunakan di Asia Tenggara yang berpotensi menjadi pasar ekspor.
“Hilirisasi bagus karena bukan jualan barang mentah. Grup Salim sudah ke mentega sabun dan lain-lain. Jadi selain bahan bakar bisa perluas ke konsumen. Sawit itu banyak dikonsumsi di Asia Tenggara dan Selatan, di Afrika pun pasarnya masih luas,” katanya pada Selasa (11/2/2020).
Menurutnya dengan melakukan penghiliran, pasar Eropa juga akan terbuka. Pasalnya saat ini boikot terjadi untuk produk minyak sawit mentah. Dimas merekomendasikan beli untuk saham LSIP, SIMP dan AALI.
Selain itu, menurutnya harga minyak sawit bakal cenderung stabil pada level MYR2.900 per ton. “Kemarin harga sempat naik ke level MYR3.100 per ton tapi sekarang sedang konsolidasi di level MYR2.800 per ton. Kami melihat harga bakal stabil tahun ini karena konsumsi dalam negeri masih bagus,” katanya.
Sementara itu, konsensus Bloomberg mengestimasikan price earning ratio (PER) AALI 17,3 kali, SIMP 25 kali, LSIP 17,4 kali, DSNG 9 kali dan TBLA 4,7 kali. Adapun untuk price to book value (PBV) yakni AALI 2,8 kali, SIMP minus 1,2 kali, LSIP 1,8 kali, dan TBLA 14,9 kali.
Di sisi lain, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) mengestimasikan kebutuhan dalam negeri 2020 diperkirakan mencapai 8,3 juta ton untuk biodiesel yang akan berpengaruh pada ketersediaan produk minyak sawit untuk ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel