Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Arwana Citramulia (ARNA) Naik 9 Persen, Ini Pendorongnya

Emiten keramik berkode saham ARNA tersebut berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,15 triliun atau naik 9,15 persen dari periode tahun sebelumnya.
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Arwana Citramulia Tbk. berhasil membukukan catatan yang gemilang pada 2019 lalu.

Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian tahun 2019 yang dirilis Kamis (6/2), emiten keramik berkode saham ARNA tersebut berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,15 triliun atau naik 9,15 persen dari periode tahun sebelumnya.

Adapun, margin laba bersihnya juga ikut meningkat mencapai double digit yakni 37,6 persen senilai Rp215,5 miliar.

Perseroan dengan jenama Arwana Ceramics ini juga menjaga kenaikan beban pokok penjualannya di angka Rp1,58 triliun. Sehingga laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp29,41.  

Dalam perinciannya disebutkan total penjualan kepada pihak-pihak berelasi berkontribusi besar terhadap pendapatan ARNA tahun ini. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. contohnya, menyumbang 70,97 persen atau Rp1,52 triliun dari total penjualan dari pihak berelasi.

Penjualan di wilayah Jawa pun masih menjadi penopang pendapatan ARNA pada tahun 2019 dengan total mencapai Rp1,34 triliun, sedang di daerah luar Jawa hanya mampu mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 803,3 miliar untuk perseroan tersebut.

Sementara itu, total liabilitas dan ekuitas ARNA kompak naik masing-masing Rp622,3 miliar dan Rp1,17 triliun. ARNA sendiri diketahui memiliki utang bank jangka pendek kepada PT Bank Central Asia Tbk. sebesar Rp 46 miliar dengan tingkat bunga tahunan berkisar antara 9,75 persen sampai dengan 10,25 persen masing-masing pada tahun 2019 dan 2018.

Pada tahun 2020, ARNA menargetkan penjualan mencapai angka Rp2,3 triliun, atau tumbuh 10 persen dibandingkan tahun 2019. Hal ini ditopang oleh kenaikan volume produksi seiring dengan penambahan kapasitas di pabrik Ogan Ilir, permintaan keramik di sektor properti dan pembangunan proyek infrastruktur tahun 2020.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper