Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WIKA Bidik KPBU, Miliki Ruang Belanja Modal Rp19 Triliun

Dalam rencana kerja perusahaan belanja modal yang disiapkan Rp11,5 triliun dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan proyek
Presiden Direktur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana (kanan) memberikan paparan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (17/10/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Presiden Direktur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana (kanan) memberikan paparan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (17/10/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyiapkan belanja modal Rp11,5 triliun pada tahun ini.

Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menyatakan alokasi belanja modal mengalami penurunan sekitar 26,28 persen. Pada tahun lalu, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp15,6 trilun untuk belanja modal.

Kendati demikian, Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana memaparkan bahwa perseroan masih memiliki ruang untuk meningkatkan belanja modal hingga Rp19 triliun per tahun. Jumlah itu dengan mengerek debt to equity ratio (DER) ke level 2,5 kali.

Sejauh ini, dia mengatakan bahwa perseroan mejaga DER pada kisaran 2,25 kali hingga 2,5 kali. Menurutnya, dengan DER maksimal ini, perseroan akan memiliki total ekuitas hingga Rp60 triliun, di mana sepertiganya dapat digunakan untuk belanja modal.

“Dengan asumsi ekuitas saya Rp19 triliun sekian dikali tiga sama dengan Rp60 triliun, sepertiga saya pakai modal kerja, terus sepertiga saya pakai untuk divert payment, sepertiga saya pakai untuk investasi,” katanya kepada Bisnis, Jumat (7/2/2020).

Tahun ini perseroan akan berfokus untuk meningkatkan total ekuitas dari Rp19 triliun menjadi Rp26 triliun. Hal ini akan dilakukan melalui penerbitan perpetual bond, penambahan dari proyeksi pendapatan 2019, serta IPO anak usaha  yakni PT Wijaya Karya Realty.

Tumiyana menjelaskan penguatan kemampuan belanja modal pada tahun-tahun mendatang dilakukan menggarap potensi sejumlah proyek dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU.

“Capex kalau neraca kami tidak kuat bagaimana kita mau ambil proyek-proyek KPBU ataupun unsolicited atau direct investment, me-leverage balance sheet itu tantangan. Perpetual bond itu salah satu terobosan, supaya apa kami bisa menyongsong jaman baru namanya KPBU,” jelasnya.

Tahun ini emiten berkode saham WIKA ini menyasar nilai kontrak baru senilai Rp65 triliun yang yang berasal dari pemerintah sebesar 22 persen, pasar luar negeri sebesar 9 persen dan 25 persen dari pasar swasta. Adapun, sisanya akan mengandalkan proyek-proyek dari belanja modal perusahaan pelat merah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper