Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengoperasian Komersil Smelter Timbal ZINC Kembali Mundur

ZINC merivisi target operasional komersil smelter di Pangkalan Bun. Smelter seng ini direncanakan beroperasi paling telat pada kuartal III/2020.
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Reno Esnir
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten tambang logam, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) kembali merivisi target pengoperasian pabrik pemurnian konsentrat timbal di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menjadi antara kuartal II/2020 hingga kuartal III/2020.

Berdasarkan catatan Bisnis sebelumnya, emiten dengan berkode ZINC tersebut telah merivisi target operasional komersil smelter tersebut paling lambat pada Januari tahun ini dari target sebelumnya pada kuartal III/2019.

Direktur Kapuas Prima Coal Hendra Susanto William mengatakan bahwa mundurnya target operasional tersebut dikarenakan aksi korporasi untuk membeli saham PT Kapuas Prima Citra sebagai anak usaha pemilik smelter sebanyak 40% dari PT Indonesia Royal Resources senilai Rp43,6 miliar.

Dengan demikian, porsi kepemilikan perseroan terhadap smelter tersebut menjadi 70% dari semula hanya 30% dan PT Indonesia Royal Resources menjadi hanya sebesar 30% yang semula sebesar 70 persen.

“Kami harapkan proses finalisasi fan commissiong smelter timbal dapat berjalan lancar dan bisa mulai produksi komersil tahun ini. Rencana kami kuartal kedua atau kuartal ketiga tahun ini bisa dimulai,” ujar Hendra saat dihubungi Bisnis, Kamis (6/2/2020).

Adapun, smelter konsentrat timbal tersebut nantinya akan memproduksi maksimal 40.000 ton konsentrat per tahun untuk memproduksi 20.000 ton metal timbal per tahun.

Di sisi lain, pabrik pemurnian komoditas seng milik perseorn masih dalam tahap pembangunan, dengan salah satu bagian yang baru selesai adalah tangki asam sulfat.

Smelter seng ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi 30.000 ton ingot per tahun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper