Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diproyeksi Masih Melemah, Pelaku Pasar Diharapkan Tetap Tenang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan  kembali melemah pada pekan depan setelah ditutup pada zona hijau, Jumat (7/2/2020). 
Pengunjung memfoto layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung memfoto layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan  kembali melemah pada pekan depan setelah ditutup pada zona hijau, Jumat (7/2/2020). 

Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee memprediksi IHSG kembali terkoreksi dengan support di level 5.969 sampai 5911 dan resistance di level 6.013 sampai 6.078. 

"Pelaku pasar kami rekomendasikan tetap tenang dan kembali melakukan pembelian sewaktu terjadi pelemahan atau Buy on Weakness (BOW). Badai virus corona akan berlalu," tulis Hans dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2020). 

IHSG pekan lalu memang berhasil menguat 12 poin. Namun, menurutnya, pola candle dua hari terakhir mengindikasikan berkurangnya kekuatan naik. Melihat potensi kekhawatiran virus corona pada pekan depan.

Dengan jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di China sebanyak 636 orang dan pasien infeksi sebanyak 31.161 orang, pasar dinilai akan mulai khawatir terhadap dampak kerusakan ekonomi akibat outbreak tersebut. 

"Negara dengan perdagangan besar dengan China pasti akan terganggu ekonominya akibat karantina yang menganggu rantai pasokan global akibat banyak pabrik China tutup. Pasar akan mencermati perkiraan dampak virus corona terhadap perekonomian China dan global," ungkapnya. 

Dari kawasan Eropa, fokus pasar kini tertuju pada perundingan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa. Diskusi kemungkinan akan berlangsung alot mengingat Menlu Inggris sebelumnya bersikeras tak akan mengikuti aturan Uni Eropa. 

Hal ini jelas akan menyebabkan kemungkinan hambatan dalam bidang perdagangan, hingga konsekuensi yang terjadi adalah peluang perlambatan ekonomi di kawasan Eropa dalam beberapa tahun ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper