Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Curhatan Investor Nara Hotel Soal Problem Pooling

Para investor Nara Hotel Internationals merasa ada kejanggalan pada masa pooling.
Bursa Efek Indonesia./Bloomberg - Dimas Ardian
Bursa Efek Indonesia./Bloomberg - Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu investor PT Nara Hotel Internasional Tbk. menyebutkan ada kejanggalan pada prospektus penawaran yang membuat pencatatan perusahaan tertunda.

Berdasarkan sumber Bisnis.com yang tidak bisa disebutkan namanya, para investor Nara Hotel Internationals merasa ada kejanggalan pada masa pooling. Pasalnya, pada masa bookbuilding pihak manajemen menyebutkan proses pooling maksimal 1 persen.

“Tapi ini tiba-tiba berubah menjadi 99 persen untuk pooling. Prospektus pun berubah tanpa pemberitahuan revisi dan sebagainya,” katanya kepada Bisnis.com pada Jumat (7/2/2020).

Menurutnya, ketika proses bookbuilding biasanya calon emiten telah memiliki calon pembeli khusus atau broker. Namun, mendadak beberapa broker yang seharusnya mendapatkan jatah saham ditolak, yang kemudian semua dialihkan ke masa pooling.

Selain itu, ada beberapa hal yang berbeda dengan ketika masa paparan publik, seperti kejanggalan dalam prospektus soal penghitungan aset. Menurutnya, semua investor tidak mendapatkan informasi apa pun dari perusahaan maupun penjamin efek.

“Ini bisa jadi penipuan kepada investor saham. Awalnya kami percaya saja, tapi kini kami lebih merasa hati-hati lagi,” ungkapnya.

Menurutnya kasus ini biasa memberikan tendensi negative bagi pasar modal Indonesia. Meski demikian, dia juga mengapresiasi langkah regulator yang segera menunda pencatatan saham perdana.

“Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam merespon kegelisahan kami,” katanya.

Jadwal IPO perusahaan properti Nara Hotel Internasional harus tertunda setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima adanya pengaduan terkait pemesanan dan penjatahan saham perseroan. Ternyata, berdasarkan penelusuran OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI), Nara juga tersangkut dugaan mark up aset.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi menyebutkan BEI dan OJK akan melakukan penelusuran lebih dalam untuk membuktikan kevalidan laporan dari pemegang saham Nara Hotel Internasional.

Dia mengatakan terdapat kejanggalan pada masa penjatahan dan dugaan penambahan aset.

“Kami dengar masalah pada pooling. Kelihatannya para pemagang saham merasakan ada ketidakadilan penjatahan. Selain itu juga ada dugaan mark up aset yang tengah kami telusuri,” katanya, Jumat (7/2/2020).

Berdasarkan data prospektus penawaran umum perdana saham, aset perusahaan memang melonjak drastis. Per Juli 2019, total aset mencapai Rp88,5 miliar, meningkat 821,09 persen dari akhir Desember 2018 senilai Rp9,61 miliar.

Manajemen menjelaskan terjadi perubahan aset yang signifikan karena perseroan melakukan pembelian tanah dan adanya penambahan uang muka.

Tidak hanya itu, posisi aset per Desember 2018 senilai Rp9,61 miliar juga melonjak 669 persen year on year (yoy) dari posisi akhir 2017 sejumlah Rp1,25 miliar.

Sementara itu, sejak Kamis malam (6/2/2020) karangan bunga ucapan kepada Nara Hotels International sudah berjajar di pintu masuk Bursa Efek Indonesia. Rata-rata dari pemberi mengucapkan selamat atas seremoni pencatatan yang bakal berlangsung.

Ibaratnya, janur kuning sudah terpasang, tetapi pengantin tidak kunjung datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper