Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona, China Minta Chili Tunda Kirim Tembaga

China meminta Chili menunda pengiriman tembaga karena virus corona telah melumpuhkan aktivitas manufaktur. Di samping itu, angkutan logistik yang bisa berlayar ke China terbatas.
Tembaga./Bloomberg
Tembaga./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - The Chilean Copper Commission atau Cochilco melansir para pembeli tembaga dari China telah meminta penundaan pengiriman tembaga dari Chili seiring keresahan yang timbul akibat penyebaran virus corona.

Koordinator Pasar Cochilco Victor Garay mengatakan banyak klien dari China yang menjadwalkan ulang beberapa pengiriman tembaga. Dia menambahkan, para penambang di Chili juga kesulitan mengirim tembaga karena keterbatasan angkutan.

“Sama seperti maskapai penerbangan yang tidak ingin pergi ke China, perusahaan angkutan laut juga tidak ingin,” ujar Garay seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/2/2020).

Volume pengiriman tembaga ke China biasanya berkurang menjelang libur tahun baru Imlek. Sekarang, dengan wabah virus corona yang menghambat aktivitas manufaktur, permintaan pengiriman tembaga juga terbatas.

Pada Januari 2020, China sudah menunda pembelian logam baru dari mitra dagangnya. Padahal, China merupakan importir logam terbesar di dunia. Akibatnya, Cochilco pun memperkirakan output tembaga Chili akan naik pada 2020 karena penambang di dalam negeri membutuhkan pasokan lebih banyak bila sewaktu-waktu kendala logistik bisa diatasi.

Garay menilai lebik baik mengirimkan produk pertambangan saat ini ketimbang menahan produk hasil tambang agar outpun tetap meningkat. Skenario ini diharapkan bisa mempengaruhi harga tembaga

“Situasi China adalah situasi jangka pendek. Jika itu berlangsung setahun, kami harus mengubah strategi. Kami akan terus pantau ini dan mencoba mencari tahu dampaknya untuk kuartal pertama tahun ini,” papar Garay.

Sejauh ini, virus corona memang belum menyebar ke Chili, tetapi eksportir makanan negara Amerika Selatan merasakan dampaknya. Pembelian barang makanan China termasuk ceri, anggur, dan makanan laut dari negara itu telah merosot 50 persen hingga 60 persen sejak virus corona merebak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper