Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir Pailit, Golden Plantation (GOLL) Cari Investor Baru

Direktur Utama Golden Plantation Budhi Istanto Suwito mengatakan perseroan sedang mencari investor untuk menyuntikkan modal. Saat ini, lanjutnya, GOLL dinyatakan pailit karena dua anak usaha gagal membayar utang.
Tandan buah segar/Bisnis.com
Tandan buah segar/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Golden Plantation Tbk. (GOLL) tengah berburu investor yang mau menyuntikkan modal karena perseroan hampir pailit.

Direktur Utama Golden Plantation Budhi Istanto Suwito mengatakan perseroan sedang mencari investor untuk menyuntikkan modal. Saat ini, lanjutnya, GOLL dinyatakan pailit karena dua anak usaha gagal membayar utang.

“Anak usaha kami pailit dalam kewajiban membayarkan utang perbankan dan konkruen. Nilainya sekitar US$76,5 juta dan Rp150 miliar,” katanya kepada Bisnis.com pada Jumat (31/1).

Budhi mengatakan salah satu anak usaha yang pailit adalah PT BRI yang memiliki perkebunan seluas 8.456 hektare dari total area konsesi mencapai Rp17.562 hektare. Adapun total area yang dimiliki oleh GOLL mencapai 63.441 hektare dengan area tertanam mencapai 24.686 hektare.

Meskipun sudah dinyatakan pailit, Budhi masih ingin menempuh cara selain melelang aset untuk memenuhi kewajiban. GOLL, katanya, tengah berusaha mencari investor baru untuk bisa membantu dalam hal pelunasan kewajiban.

Menurutnya, 76,5 persen pemegang saham GOLL telah menyetujui keinginan perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Selain itu, para investor pun menyetujui pemberian jaminan atas seluruh atau sebagian aset dan pemberian jaminan dalam rangka penerimaan pinjaman dari pihak ketiga,

“Tahun lalu kami mengalami hambatan saat mencari investor. Tahun ini kami akan melakukannya lagi agar ada yang bisa menyuntikkan dana supaya kinerja bisa membaik,” katanya.

Menurutnya sudah ada investor domestic yang mendekat, tapi karena harga minyak sawit sempat anjlok pada kuartal III/2019 kesepakatan batal. Budhi menambahkan untuk menutupi kewajiban perseroan juga akan mendivestasi aset yang belum bisa menghasilkan.

Selain itu, GOLL tengah diperingati oleh Bursa Efek Indonesia terkait potensi delisting. Pasalnya emiten perkebunan itu bakal mencapai batas maksimal suspensi selama 24 bulan pada Januari 2021.

Budhi mengatakan perseroan akan mempercepat kewajiban penerbitan laporan keuangan. Sebagai informasi, sampai dengan akhir Januari 2020 GOLL sama sekali belum menerbitkan laporan keuangan kuartal I/2019.

“Kami akan memenuhi kewajiban mulai Februari, jadi kemungkinan pada Juni nanti sudah terbit laporan keuangan tahun 2019,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper