Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Unilever (UNVR) Diprediksi Terkoreksi Sesaat

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan terkoreksinya laba perseroan sebesar 18,68 persen ke level 7,39 triliun akan menjadi katalis negatif. Namun, itu tidak akan menyeret laju saham berlarut-larut.
Unilever/www.unilever.co.id
Unilever/www.unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. diperkirakan dapat menjadi pemberat laju saham untuk sementara.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan terkoreksinya laba perseroan sebesar 18,68 persen ke level 7,39 triliun akan menjadi katalis negatif. Namun, itu tidak akan menyeret laju saham berlarut-larut.

Pada penutupan perdagangan Kamis (30/1), saham UNVR berakhir melemah 0,30 persen ke level Rp8.225. Di posisi itu, saham UNVR turun 25 poin dibandingkan harga penutupan perdagangan hari sebelumnya.

“Awalnya kami targetkan di Rp9.250 per saham tapi mungkin melihat kondisi tersebut. Kemungkinan harga akan terkoreksi sementara sambil pelaku pasar melihat perkembangan kinerja lebih lanjut,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (30/1/2020).

Menurutnya, terkoreksinya laba bersih UNVR kemungkinan karena besarnya beban penjualan daripada pendapatan. Biaya tersebut biasanya datang dari cost of good sold (COGS) misalnya biaya bahan baku.

“Meningkatnya harga bahan baku cukup menekan kinerja UNVR meski mereka punya varian produk yang banyak,” imbuhnya. Reza menambahkan varian produk yang menyasar kelas menengah bawah lebih banyak terjual dibandingkan dengan kelas atas yang mungkin punya margin lebih tinggi.

Meski demikian, Reza optimistis kinerja UNVR bakal membaik karena perbaikan kondisi makro dalam negeri termasuk peningkatan daya beli masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan pada tahun tikus logam perseroan menyiapkan beberapa inovasi untuk menunjang kinerja perseroan.

“Inovasi masih akan menjadi tema sentral. baik pada ways of working maupun product innovation. [Hal itu berarti] peluncuran brand baru, format baru, varian baru, relaunch product dan lain-lain,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (30/1).

Sancoyo menambahkan setiap tahun adalah tahun yang menantang bagi perseroan. Namun, perseroan akan selalu optimistis kinerja akan membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper