Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Saham Diprediksi Memantul Kuartal II/2020

Reksa dana saham akan mengalami rebound pada tahun ini, tepatnya mulai kuartal II/2020 atau kuartal III/2020.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja indeks reksa dana saham diprediksi rebound mulai kuartal II/2020 seiring dengan prospek makro ekonomi Indonesia yang positif.

Reza Fahmi Riawan, Senior Vice President Head of Business Development di PT Henan Putihrai Asset Management, mengatakan dirinya tetap optimistis reksa dana saham akan mengalami rebound pada kuartal II/2020 atau kuartal III/2020.

"Rebound ini akan didukung oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang sangat bagus. Selain itu, harga-harga saham saat ini sudah hampir berada di titik terbawah.," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (30/1/2020).

Dia mengatakan, indeks reksa dana saham yang saat ini sudah melorot ke 3,57 persen sepanjang tahun berjalan disebabkan oleh sentimen negatif dari kasus investasi seperti Minna Padi. Hal ini juga ditambah oleh masalah Jiwasraya dan Asabri yang menyeret sejumlah produk reksa dana.

Reza mengakui, saat ini instrumen reksa dana saham menghadapi masalah kepercayaan. Namun, dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, orang-orang diperkirakan akan kembali melakukan investasi pada instrumen ini.

"Potensi instrumen ini selalu ada, karena secara sistem sudah aman. Pengelolaan dari manajer investasi yang menjadi kunci," jelasnya.

Sementara itu, untuk menjaga kinerja produk reksadana saham, Reza mengatakan pihaknya lebih mengutamakan produk dengan fundamental yang baik dan menjaga tata kelola perusahaan (good corporate governance).

Lebih lanjut, pihaknya juga melakukan pengawasan berkala setiap sebulan sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas reksadana saham tetap optimal.

Apabila ada produk yang dinilai tidak memiliki fundamental yang bagus atau tata kelola yang buruk, perusahaan akan langsung melakukan reprofiling produk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper