Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Masih Berpeluang Menguat

Berdasarkan riset harian dari Pilarmas Investindo Sekuritas, sejauh ini secara teknis dan sentimen, pasar obligasi masih menunjukkan potensi penurunan yang sangat jelas. Namun, pada saat yang sama hal ini tidak menutup peluang penguatan.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah derasnya sentimen yang mendorong penurunan, pasar obligasi masih memiliki peluang menguat pada hari ini, Kamis (30/1/2020).

Berdasarkan riset harian dari Pilarmas Investindo Sekuritas, sejauh ini secara teknis dan sentimen, pasar obligasi masih menunjukkan potensi penurunan yang sangat jelas. Namun, pada saat yang sama hal ini tidak menutup peluang penguatan.

Pada penutupan pasar Rabu (29/1) kemarin, tingkat imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Indonesia berada pada level 6,039 persen untuk tenor 5 tahun, 6,666 persen dengan tenor 10 tahun, 7,165 persen untuk tenor 15 tahun, dan 7,359 persen bagi tenor 20 tahun.

Laporan tersebut menyatakan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan potensi ruang untuk mengalami kenaikan dan penurunan sebesar 35 – 75 bps. Imbal hasil US Treasury yang mengalami penurunan memberikan sedikit dorongan terhadap imbal hasil pasar obligasi untuk mengalami penurunan hari ini.

“Rekomendasi hari ini untuk wait and see dengan potensi jual dan beli apabila melewati rentang batas pergerakan bps point,” demikian kutipan laporan tersebut, Kamis (30/1/2020).

Salah satu faktor penopang hal ini adalah keputusan The Fed yang mempertahankan tingkat suku bunganya dan memberikan sinyal tidak ada perubahan dalam waktu dekat meskipun mendekati Pemilu AS.

Dalam pidatonya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, kebijakan moneter saat ini telah diposisikan dengan baik dan tingkat suku bunga juga sudah tepat untuk mendukung ekspansi yang berkelanjutan dari kegiatan ekonomi. Akibatnya, indeks saham Amerika mengalami kenaikan yang diikuti turunnya imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun.

“Selain itu, The Fed juga pada akhirnya menyetujui kenaikkan 5bps poin pada tingkat pembayaran kelebihan cadangan dari sebelumnya 1.55 persen menjadi 1.6 persen,” tulis laporan itu.

Sementara itu, China masih fokus terhadap penanganan virus corona. WHO menyatakan akan mengadakan pertemuan Komite Darurat pada hari Kamis untuk mempertimbangkan mengeluarkan peringatan global setelah beberapa kasus di China telah melampaui jumlah resmi yang terkena infeksi SARS selama fase epidemi itu.

Pada kawasan Eropa, Inggris akan resmi keluar dari Uni Eropa dalam waktu dua hari ke depan. Perjanjian mengenai kepergian Inggris dari UE telah disetujui sepenuhnya oleh parlemen Inggris bulan ini, sejak Boris Johnson telah memenangkan pemilihan umum pada bulan Desember lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper