Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga (JSMR) Bidik Kenaikan EBITDA 15 Persen

Kenaikan EBITDA mampu mengimbangi kenaikan beban keuangan yang diprediksi naik seiring pengoperasian ruas-ruas tol baru.
Ilustrasi - Proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II atau Japek Elevated./Bisnis-Jasa Marga
Ilustrasi - Proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II atau Japek Elevated./Bisnis-Jasa Marga

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membidik pertumbuhan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA lebih dari 15 persen sepanjang 2020. Perseroan juga bakal fokus memperkuat struktur permodalan lewat beragam instrumen.

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Satya Adrianto mengatakan pertumbuhan EBITDA pada tahun ini bakal ditopang efisiensi operasional. Dia berharap, kenaikan EBITDA mampu mengimbangi kenaikan beban keuangan yang diprediksi naik seiring pengoperasian ruas-ruas tol baru.

“EBITDA ditargetkan tumbuh lebih dari 15% pada tahun ini, untuk operasi kita lakukan otomatisasi transaksi ruas-ruas baru sehingga tol-tol baru baru operasi memiliki margin EBITDA yang lebih baik,” jelas Eka kepada Bisnis.com, Kamis (30/1/2020).

Dalam periode sembilan bulan 2019, emiten bersandi saham SMR itu membukukan EBITDA sebesar Rp5 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 16,82 persen dibandingkan dengan periode sembilan bulan 2018 yang mencapai Rp4,28 triliun. Sementara itu, beban keuangan bersih Jasa Marga tercatat Rp1,69 triliun, meningkat 13,86 persen.

Dalam catatan Bisnis.com, sejak tahun lalu, Jasa Marga memang telah mengoperasikan jalan tol baru seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II dan Jalan Tol Kunciran-Serpong. Sepanjang tahun ini, Jasa Marga juga siap mengoperasikan beberapa ruas baru, antara lain Manado-Bitung, Cengkareng-Kunciran, dan Cinere-Serpong.

Di sisi lain, Jasa Marga juga tengah mengkaji sejumlah opsi untuk memperkuat struktur permodalan. Eka mengatakan, penguatan struktur permodalan dibutuhkan untuk mengimbangi beban bunga yang akan meningkat tahun ini. 

Menurut Eka, rencana penguatan struktur permodalan masih akan menggunakan berbagai instrumen yang sebelumnya pernah dijajal, antara lain obligasi dan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra). Perseroan juga berniat melepas kepemilikan saham minoritas di sejumlah perusahaan tol.

“Yang baru adalah step up coupon bond, ini ditunggu saja. Produk baru memang butuh waktu yang tidak cepat,” jelasnya.

Step up coupon bond merupakan instrumen surat utang yang dirancang dengan skema pembayaran kupon bertingkat, disesuaikan dengan operasional jalan tol. Dengan kata lain, kupon yang dibayarkan sesuai dengan arus kas perusahaan tol yang menjadi underlying obligasi tersebut.

Eka mengimbuhkan, pihaknya belum bisa memastikan waktu penerbitan instrumen tersebut. Dia menyebut,  penerbitan instrumen obligasi bunga bertingkat akan selalu mempertimbangkan kondisi pasar di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper