Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Jiwa Corona Bertambah, Kurs Rupiah Menguat Tipis

Nilai tukar rupiah tampak mengendurkan staminanya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (29/1/2020), di tengah bertahannya kekhawatiran mengenai dampak wabah virus corona baru di China.
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah tampak mengendurkan staminanya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (29/1/2020), di tengah bertahannya kekhawatiran mengenai dampak wabah virus corona baru di China.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di level Rp13.624 per dolar AS dengan apresiasi 20 poin atau 0,15 persen.

Penguatannya namun kemudian terkikis ke level Rp13.633 per dolar AS pada pukul 08.20 WIB dengan penguatan tipis 11 poin atau 0,08 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada Selasa (28/1/2020), pergerakan nilai tukar rupiah berakhir di level Rp13.644 per dolar AS dengan pelemahan 29 poin atau 0,21 persen, depresiasi hari kedua berturut-turut.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pada perdagangan kali ini, rupiah belum akan mampu untuk berbalik menguat dan diproyeksikan bertahan di zona merah.

“Terus meningkatnya jumlah korban terjangkit virus corona mendorong investor untuk menjauhi aset berisiko, termasuk rupiah,” terang Ibrahim.

Angka kematian akibat wabah virus corona di China naik menjadi 132 orang per Rabu pagi (29/1) waktu setempat, menurut Komisi Kesehatan Nasional China dengan jumlah total kasus yang dikonfirmasi di seluruh negeri yang mencapai hampir 6.000.

Pasar dipandang cemas bahwa penyebaran virus tersebut akan melemahkan aktivitas ekonomi China, salah satu negara ekonomi terbesar dunia, yang pada akhirnya dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi global.

“Kalau virus corona tidak bisa ditanggulangi secara serius, bisa saja PDB China akan turun di 4,5 persen sehingga mengindikasikan ekonomi China mengalami permasalahan yang serius setelah [kesepakatan] fase 1 perang dagang antara AS dan China ditandatangani,” tambah Ibrahim.

Di sisi lain, pasar juga tengah menanti hasil pertemuan kebijakan Bank Sentral AS yang dijadwalkan pada 28-29 Januari. Pasar berekspektasi The Fed akan mengulangi keinginannya untuk mempertahankan suku bunga acuan AS setidaknya sampai akhir tahun ini.

Seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas juga mampu sedikit menguat, dipimpin peso Filipina yang terapresiasi 0,2 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau turun tipis 0,05 persen atau 0,051 poin ke level 97,967 pukul 08.10 WIB.

Indeks dolar AS tergelincir ke zona merah setelah mampu naik 0,06 persen atau 0,062 poin dan berakhir di level 98,018 pada perdagangan Selasa (28/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper