Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Terancam, Minyak Mentah Meluncur

Harga minyak melemah ke level terendah sejak Oktober karena virus corona di China melumpuhkan ekonomi dan mengancam permintaan energi dunia.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak melemah ke level terendah sejak Oktober karena virus corona di China melumpuhkan ekonomi dan mengancam permintaan energi dunia.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret turun 1,9 persen atau 1,05 poin ke level US$53,14 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Senin (27/1/2020).

Sementara itu, minyak Brent melemah 1,37 poin ke level US$59,32 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, menempatkan premi di atas WTI di US$6,18 per barel untuk kontrak bulan yang sama.

Jumlah korban virus corona naik menjadi setidaknya 80 orang dan tambahan kasus infeksi menggarisbawahi kekhawatiran bahwa China telah gagal menahan virus mematikan meskipun ada upaya untuk mengendalikan wabah tersebut.

Sementara itu, pemerintah China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek tiga hari hingga 2 Februari, sementara perusahaan di Shanghai telah diminta untuk tidak mulai bekerja sampai setidaknya 9 Februari.

Virus ini adalah pergolakan terbaru untuk pasar minyak, yang telah berjuang dengan kekhawatiran permintaan selama berbulan-bulan. Investor menjual minyak mentah dan komoditas lainnya di tengah penarikan besar-besaran aset berisiko dan khawatir bahwa virus akan mengurangi konsumsi bahan bakar karena perjalanan dibatasi.

Namun, minyak memangkas pelemahannya setelah Arab Saudi meyakinkan pasar bahwa eksportir minyak mentah terbesar dunia tersebut sedang memantau dengan cermat situasi dan dampak virus corona terhadap pasar minyak.

"Saya pikir hal itu menghilangkan beberapa tekanan," ungkap Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research Inc., seperti dikutip Bloomberg.

Saudi mengisyaratkan bahwa begitu dampak virus lebih jelas, mereka bersedia menyeimbangkan kembali pasar, lanjut Lynch.

Investor mengabaikan meningkatnya krisis di Libya yang dapat membuat output negara itu anjlok menjadi 72.000 barel per hari dari 262.000 barel, menurut Pimpinan National Oil Corp. Mustafa Sanalla.

"Pasar sedang jatuh bebas sekarang. Jika Libya tidak menjadi gangguan besar untuk pasokan, semua orang akan berkonsentrasi pada China," kata Mark Wagoner, presiden direktur Excel Futures Inc.

“Penurunan harga baru-baru ini dapat bertahan atau memburuk jika virus terus menyebar. Ini akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. minyak mentah diperkirakan melemah hingga US$50,50 sebelum ada kesempatan membeli lagi,” katanya.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Maret 2020
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

27/1/2020

53,14

-1,05 poin

24/1/2020

54,19

-1,4 poin

23/1/2020

55,59

-1,15 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Maret 2020
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

27/1/2020

59,32

-1,37 poin

22/1/2020

60,69

-1,35 poin

23/1/2020

62,04

-1,17 poin

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper