Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ikut ‘Terinfeksi’ Virus Corona

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (27/1/2020), di tengah menjalarnya kekhawatiran mengenai penularan virus corona (coronavirus).
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (27/1/2020), di tengah menjalarnya kekhawatiran mengenai penularan virus corona (coronavirus).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melorot 1,12 persen atau 69,65 poin ke level 6.174,46 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (24/1/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 6.244,11 dengan koreksi tipis 0,08 persen atau 5,1 poin.

Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka turun tipis 0,05 persen atau 3,29 poin di posisi 6.240,82 pada Senin (27/1) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.173,1 – 6.242,18.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin aneka industri (-2,57 persen), tambang (-2,13 persen), dan industri dasar (-1,87 persen).

Dari total 675 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 82 saham menguat, 288 saham melemah, dan 305 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 1,48 persen dan 2,87 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.

Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 1,08 persen atau 6,09 poin ke level 558,38, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index merosot 1,76 persen atau 12,07 poin ke posisi 674,23 pada akhir sesi I.

Mayoritas aktivitas perdagangan pasar saham negara-negara di kawasan Asia masih ditutup karena libur Tahun Baru Imlek. Namun, sejumlah indeks saham yang bergerak memperlihatkan penurunan tajam.

Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing turun tajam 1,87 persen dan 1,45 persen Indeks SE Thailand bahkan anjlok 2,33 persen pada pukul 11.47 WIB.

“Penurunan [IHSG] disebabkan oleh sentimen negatif seputar virus corona yang mempengaruhi kawasan [Asia],” ujar Harry Su, kepala pasar modal di Samuel International, seperti dikutip dari Bloomberg.

Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasikan 2.744 kasus penularan di China daratan dan jumlah kematian yang bertambah menjadi 80 korban jiwa.

Pemerintah setempat pun memperpanjang periode liburan Tahun Baru Imlek di tengah laporan mengenai penyebaran infeksi yang semakin intensif dengan gelombang kasus baru bermunculan di seluruh dunia.

“Ancaman terbesar terhadap ekonomi global bukan hanya karena penyakit ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara melalui jaringan terkait dengan perjalanan global,” ujar Stephen Innes, kepala strategi pasar Asia di AxiTrader, dalam sebuah catatan.

“Tapi juga karena guncangan ekonomi terhadap mesin industri dan konsumsi kolosal China akan menyebar dengan cepat ke negara-negara lain melalui peningkatan hubungan perdagangan dan keuangan yang terkait dengan globalisasi,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper