Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Kenakan Tarif, Bursa Eropa Turun Lagi

Bursa Eropa tergelincir dan memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan Rabu (22/1/2020), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif tinggi pada impor mobil Uni Eropa.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa tergelincir dan memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan Rabu (22/1/2020), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif tinggi pada impor mobil Uni Eropa.

Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa turun 0,1 persen setelah sempat rebound dan menyentuh rekor level 424,94 pada sesi perdagangan Rabu.

Pada Selasa, indeks acuan regional ini berakhir di zona merah di tengah kekhawatiran mengenai wabah virus corona asal China.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) Davos, Swiss, Trump memperingatkan akan mengenakan tarif yang tinggi jika UE tidak menyetujui kesepakatan perdagangan.

Uni Eropa dan Amerika Serikat baru-baru ini melakukan pembicaraan seputar sejumlah isu mulai dari pajak digital Prancis hingga subsidi pesawat.

Ancaman itu mendorong respons duta besar Jerman untuk Amerika Serikat, Emily Haber, bahwa Uni Eropa juga dapat mengenakan bea pada produk-produk AS.

Saham-saham produsen otomotif pun menjadi sektor dengan kinerja terburuk, dengan turun lebih dari 1 persen ke level terendah sejak pertengahan Oktober. Tarif tersebut mengancam akan meningkatkan tekanan pada sektor yang telah bergulat dengan penurunan permintaan global.

Pabrikan ban asal Finlandia, Nokian Tyres dan pabrikan mobil Jerman, Daimler, membukukan penurunan tertajam dalam subindeks otomotif.

Bagaimana pun, pelemahan Stoxx 600 mampu dibatasi dengan antisipasi pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (23/1/2020) dan pemberitaan tentang langkah-langkah China untuk membendung virus corona.

Meski ECB diantisipasi untuk mempertahankan suku bunga acuannya selama pertemuan pertama tahun ini nanti, investor akan mengawasi prospek yang dikemukanan ECB untuk tahun ini.

"Apa yang biasanya kita lihat sebelum sebuah agenda besar, yakni rapat ECB besok, adalah bahwa pasar pada dasarnya tidak bergerak terlalu banyak,” ujar Teeuwe Mevissen, ekonom pasar senior di Rabobank, Amsterdam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper