Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danareksa IM Pacu Investasi Alternatif Lewat RDPT dan Dinfra

PT Danareksa Investment Management berencana menerbitkan 4 Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) pada 2020. Danareksa IM cukup agresif menerbitkan produk alternatif karena mayoritas nasabah perseroan merupakan kalangan institusi.
Dirut Waskita Toll Road Herwidiakto (kedua kiri) berbincang dengan Capital Market Services Head Bank Mega Sarmiati Moch Djoeri (kedua kanan), disaksikan Dirut Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba (kiri) dan Dirut Waskita Transjawa Toll Road Sapto Santoso (kanan) seusai menandatangani perjanjian pembiayaan jalan tol melalui skema RDPT Ekuitas pada Waskita Transjawa Toll Road, di Jakarta, Selasa (10/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Dirut Waskita Toll Road Herwidiakto (kedua kiri) berbincang dengan Capital Market Services Head Bank Mega Sarmiati Moch Djoeri (kedua kanan), disaksikan Dirut Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba (kiri) dan Dirut Waskita Transjawa Toll Road Sapto Santoso (kanan) seusai menandatangani perjanjian pembiayaan jalan tol melalui skema RDPT Ekuitas pada Waskita Transjawa Toll Road, di Jakarta, Selasa (10/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—PT Danareksa Investment Management berencana meluncurkan sejumlah produk investasi alternatif pada 2020. Di dalam pipeline, perusahaan akan menerbitkan 4 Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).

Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba mengungkapkan penerbitan produk alternatif masih menjadi salah satu fokus perseroan pada 2020. Rencananya ada 4 RDPT dan 1 Dinfra yang akan diluncurkan.

“Danareksa saat ini yang terbesar [pengelola dana dari produk alternatif]. Tahun ini, minimal 4 RDPT disiapkan, dan ada 1 Dinfra,” tutur Marsangap kepada Bisnis.com, Selasa (21/1/2020).

Danareksa IM menargetkan Dinfra dapat dipasarkan pada semester I/2020. Pembuatan produk investasi alternatif tersebut sudah dipersiapkan sejak tahun lalu.

Marsangap menegaskan Danareksa IM cukup agresif menerbitkan produk alternatif karena mayoritas nasabah perseroan merupakan kalangan institusi.

Pasalnya, kebutuhan nasabah untuk produk tersebut cenderung meningkat. Pemerintah pun masih menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas. Oleh karena itu, perusahaan ingin terlibat dalam pengembangannya, khususnya dari sisi pembiayaan.

“Jadi, memang ada permintaannya [produk alternatif] sesuai segmen nasabahnya, dan memang kita juga ingin mendukung pembiayaan infrastruktur,” kata Marsangap.

Berdasarkan data OJK, perseroan pada 2019 meraup dana kelolaan sebesar Rp22,69 triliun, perolehan terbesar keenam dari seluruh manajer investasi. Pada 2020, Marsangap membidik dana kelolaan tumbuh 10%-14%.

Artinya, Danareksa IM mengincar nilai aktiva bersih (NAB) sekitar Rp24,96 triliun—Rp25,87 triliun. Dia berharap kontribusi NAB dari produk alternatif, reksa dana terproteksi (RDT), dan reksa dana terbuka, terbagi lebih merata.

“Sebelumnya [NAB] lebih besar ke RDT dan RDPT. Sekarang kita ingin lebih berimbang masing-masing sepertiga, termasuk yang reksa dana terbuka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper