Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dapat Menjadi Mata Uang Asia Terkuat pada 2020, Ini Alasannya

Rupiah dapat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia tahun ini, mengungguli baht Thailand yang mencapai posisi puncak di regional pada tahun 2019.
Karyawan menghitung mata uang rupiah/ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang rupiah/ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah dapat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia tahun ini, mengungguli baht Thailand yang mencapai posisi puncak di regional pada tahun 2019.

Dilansir dari Bloomberg, mata uang Garuda telah menguat selama tujuh minggu berturut-turut karena imbal hasil yang ditawarkan oleh obligasi pemerintah memikat pelaku pasar. Sementara itu, Bank Indonesia mengatakan membiarkan adanya kenaikan lebih lanjut.

Obligasi berdenominasi rupiah menawarkan imbal hasil antara 5 persen hingga 8 persen. Hal tersebut tentu saja menjadi prospek yang memikat bagi investor yang ingin memanfaatkan perbedaan suku bunga antara dua negara yan gberbeda. Jika mereka merasa cukup berani untuk mengeksekusinya tanpa melakukan lindung nilai mata uang, investor akan mendapat imbalan lebih besar jika rupiah terus menguat.

Hal yang sama pentingnya dengan daya tarik imbal hasil adalah sikap toleran bank sentral. Meskipun para pembuat kebijakan umumnya berusaha membatasi kenaikan mata uang untuk mendukung ekspor, Bank Indonesia mengatakan pada 10 Januari akan menahan diri untuk membatasi penguatan rupiah selama hal tersebut dapat meningkatkan ekonomi dan menahan volatilitas. Rupiah melonjak sebanyak 0,8 persen setelah pernyataan tersebut.

Mata uang memperpanjang penguatan setelah Uni Emirat Arab mengatakan sepakan untuk menyisihkan US$22,8 miliar untuk berinvestasi di Indonesia, bergabung dengan SoftBank Group Corp Jepang dan US International Development Finance Corp.

Namun, penguatan rupiah tidak selalu menguntungkan. Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pekan lalu kenaikan mata uang yang cepat dapat menekan ekspor dan melemahkan upaya untuk mengendalikan defisit neraca berjalan.

"Jika rupiah terapresiasi terlalu cepat, kita harus berhati-hati," katanya, seperti dikutip Bloomberg.

Pekan ini, investor menantikan keputusan kebijakan bank sentral. Meskipun 24 dari 27 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia akan menahan suku bunga, tiga di antaranya memperkirakan pemangkasan 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

Langkah pelonggaran atau petunjuk ke arah itu dapat menahan kenaikan rupiah lebih lanjut.

Agar mata rupiah dapat berakhir di tiga besar terkuat di Asia tahun ini, tupiah harus mengungguli mata uang lain. Berita baiknya adalah dua mata uang dengan kinerja terbaik tahun lalu, baht Thailand dan peso Filipina, sama-sama menghadapi tantangan yang akan menahan kinerja positif.

Bank of Thailand telah mengumumkan langkah-langkah untuk membendung kekuatan baht, sementara peso mungkin terbebani oleh defisit neraca berjalan yang semakin melebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper