Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR EMITEN 20 JANUARI: Ramai-Ramai Garap Pembangkit Hijau, MEDC Pilih Konservatif

Berita mengenai sejumlah emiten infrastruktur yang mengembangkan pembangkit listrik ramah lingkungan, di antaranya, menjadi sorotan halaman Markat harian Bisnis Indonesia, Senin (20/1/2020).
/Jibiphoto
/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai sejumlah emiten infrastruktur yang mengembangkan pembangkit listrik ramah lingkungan, di antaranya, menjadi sorotan halaman Market harian Bisnis Indonesia, Senin (20/1/2020).

Berikut beberapa ringkasan topik utamanya:

Ramai-Ramai Garap Pembangkit Hijau. Beberapa emiten infrastruktur mengembangkan sektor pembangkit listrik ramah lingkungan yang diperkirakan menjadi bisnis masa depan.

Salah satu BUMN karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. telah memiliki pembangkit listrik tenaga gas di dua lokasi, yaitu Palembang dan Manado, dengan kapasitas sebesar 65 megawatt (MW), dan akan terus ditingkatkan ke depan.

MEDC Pilih Konservatif. PT Medco Internasional Tbk. mematok target pertumbuhan yang konservatif pada tahun ini dengan masih berfokus pada ketiga lini bisnisnya.

Presiden Direktur Medco Energi International Hilmi Panigoro mengungkapkan bahwa acuan pendapatan dan laba perseroan akan mengacu pada produksi tahun sebelumnya yaitu 110 million barrel oil of equivalent per day (MBOEPD).

Waspadai Risiko Gagal Bayar. Meski gejolak eksternal dari perang dagang AS–China mulai mereda, laju ekonomi masih dibayangi perlambatan sehingga risiko gagal bayar surat utang korporasi pada tahun ini perlu tetap diwaspadai, terutama pada obligasi berperingkat di bawah A.

Jalan Berkilap Komoditas Emas. Kilau komoditas emas diyakini belum akan sirna pada tahun ini, melanjutkan kilapnya pada tahun lalu yang berhasil membukukan kinerja tahunan terbaik sejak 2010. Mengutip laporan World Gold Council terbaru, prospek emas masih bullish pada tahun ini dengan didukung banyak katalis positif, setelah mengalami tahun yang cukup kuat pada 2019.

Harga Batu Bara Berpeluang Pulih. Harga batu bara termal diperkirakan pulih pada tahun ini setelah kehilangan sekitar sepertiga dari nilainya pada tahun lalu. Kenaikan diproyeksi dipicu permintaan dari beberapa negara Asia Tenggara dan ketatnya pasokan karena kendala pembiayaan untuk kapasitas baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper