Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, BNI-AM Andalkan 3 Produk Reksa Dana Saham

PT BNI Asset Management (BNI-AM) mengandalkan tiga produk reksa dana saham pada 2020, yakni Reksa Dana Indeks BNI30, Reksa Dana ETF MSCI Indonesia (XBNI) dan Reksa Dana ETF ESG (XBES).
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT BNI Asset Management (BNI-AM) mengandalkan tiga produk reksa dana saham pada 2020, yakni Reksa Dana Indeks BNI30, Reksa Dana ETF MSCI Indonesia (XBNI) dan Reksa Dana ETF ESG (XBES).

Putut Andanawarih, Direktur Investasi dan Operasional BNI-AM, menyampaikan pada tahun ini pihaknya mengunggulkan tiga produk reksa dana saham, yakni Reksa Dana Indeks BNI30, Reksa Dana ETF MSCI Indonesia (XBNI) dan Reksa Dana ETF ESG (XBES).

“Produk reksa dana saham tersebut merupakan unggulan BNI-AM,” paparnya dalam siaran pers, dikutip Sabtu (18/1/2020).

Putut menjelaskan XBES merupakan menyediakan varian produk bagi investor yang ingin mengoptimalkan kinerja investasi dengan portofolio investasi emiten berfundamental baik dan mempertimbangkan aspek ESG (Environment, Social and Governance).

Secara umum, kondisi pasar modal Indonesia pada 2020 diprediksikan akan membaik, sehingga sangat prospektif untuk melakukan keputusan investasi. Beberapa faktor penghambat yang mempengaruhi kondisi perekonomian global dan domestik terutama pasar modal sudah terlewati pada 2019.

Menurut Putut, pada awal 2020 risiko terjadinya resesi mulai berkurang setelah data-data ekonomi dunia tidak seburuk yang awalnya dikhawatirkan. Namun, kami melihat era suku bunga rendah masih akan bertahan sebagai insentif untuk menstimulus ekonomi.

Dari AS, titik penting adalah pertumbuhan konumsi domestik, karena hal tersebut yang berhasil menopang pertumbuhan ekonomi AS pada 2019. Jika konsumsi domestik berhasil dijaga, maka potensi resesi dapat berkurang.

Dari China, stimulus juga sepertinya masih akan diberikan, mengingat perang dagang masih menjadi perhatian besar, meskipun tensinya sedikit menurun.

Untuk perekonomian Indonesia pada 2020 diprediksi  lebih baik dibandingkan dengan 2019. Saat ini pemerintah sudah dapat berfokus untuk mengerjakan rencana dan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Omnibus Law menjadi salah satu yang ditunggu, karena di dalamnya akan termasuk UU Tenaga Kerja dan pemotongan pajak korporasi, sehingga dapat mendorong investasi masuk ke Indonesia.

Di sisi lain, struktur neraca dagang Indonesia juga terlihat membaik, terutama dari sisi minyak dan gas. Terlihat impor migas Indonesia berangsur membaik selama 2019, yang merupakan katalis positif bagi nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper