Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Geopolitik Stabil, Minyak Mentah Menguat

Harga minyak mentah menguat di tengah kembali stabilnya pasar komoditas setelah diterpa gejolak geopolitik dalam sepekan terakhir.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat di tengah kembali stabilnya pasar komoditas setelah diterpa gejolak geopolitik dalam sepekan terakhir.

Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Februari menguat 0,15 poin ke level US$58,23 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Selasa (14/1), setelah sebelumnya menyentuh level intraday terendah sejak 6 Desember di US$57,72.

Sementara itu, Brent berjangka untuk kontrak Maret menguat 0,49 poin ke level US$64,69 per barel di ICE Futures Europe exchange, setelah turun 1,2 persen pada hari Senin.

Dilansir Bloomberg, meredanya ketegangan politik di Timur Tengah mendorong fokus investor ke jeda permintaan pasca-musim dingin yang akan datang. Minyak AS untuk pengiriman cepat diperdagangkan lebih rendah untuk pertama kalinya sejak November, tren yang dikenal sebagai contango yang biasanya mencerminkan di pasar penjualan langsung.

"Tampaknya ada beberapa short-covering dan pembelian setelah aksi jual selama beberapa hari terakhir," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy, seperti dikutip Bloomberg.

"Minyak turun cukup banyak sejak puncak krisis AS-Iran yang dimulai dengan terbunuhnya seorang jendral Iran oleh AS,” lanjutnya.

Fundamental pasar menunjukkan sejumlah tren penguatan. Impor minyak China mencapai rekor tertinggi tahun lalu, pakta perdagangan antara AS-China yang dapat meningkatkan permintaan, dan gencatan senjata antara faksi-faksi di negara OPEC, Libya, telah  berakhir.

Namun, ada kekhawatiran mengenai permintaan yang muncul dari sengketa perdagangan AS-China yang sedang berlangsung bahkan jika fase awal perjanjian telah tercapai.

Tarif impor barang China yang masuk ke AS kemungkinan akan tetap berlaku hingga setelah pemilihan presiden AS dan setiap langkah pengurangan akan bergantung pada kepatuhan Beijing dengan ketentuan-ketentuan perjanjian perdagangan fase pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper