Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Lanjutkan Pelemahan, Ini Penyebabnya

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.695 per dolar AS, melemah 0,11% atau 15 poin.
Mata uang rupiah dan dolar AS/Reuters-Yusuf Ahmad
Mata uang rupiah dan dolar AS/Reuters-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Rabu (15/1/2020) seiring dengan pasar yang cenderung berhati-hati menjelang penandatanganan kesepakatan dagang AS-China tahap satu dan rilis data neraca perdagangan dalam negeri yang kembali defisit.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.695 per dolar AS, melemah 0,11% atau 15 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,1% menjadi 97,271.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah ditutup melemah meski AS dan China akan menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama di Washington pada hari ini.

“Pedagang tetap berhati-hati menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan fase satu hari ini, karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan tarif barang-barang China akan diberlakukan sampai selesainya perjanjian fase dua,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (15/1/2020).

Selain itu, rupiah melemah juga disebabkan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang kembali defisit.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada Desember sebesar US$14,47 miliar, naik 1,28% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, nilai impor pada Desember 2019 tercatat US$14,5 miliar, turun 5,62% year-on-year.

Dengan demikian, neraca perdagangan Desember defisit sebesar US$0,03 miliar, sedangkan sepanjang 2019 mengalami defisit US$3,20 miliar.

Namun, Ibrahim mengatakan bahwa rilis neraca perdagangan periode Desember 2019 kembali defisit, tetapi tapi lebih baik dibandingkan dengan Desember tahun lalu dan juga lebih baik dari ekspektasi para analis.

Konsensus pasar yang dihimpun para analis memperkirakan ekspor masih akan mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 1,9% secara year-on-year. Sementara impor juga terkontraksi 4,4% YoY dan neraca perdagangan defisit US$ 456,5 juta.

Ibrahim memprediksi pada perdagangan Kamis (16/1/2020) rupiah masih akan melemah di kisaran Rp13.655 per dolar AS hingga Rp13.750 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper