Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nama Calon Dirut Garuda Mulai Beredar, Saham GIAA Bermanuver

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (14/1/2020), saham GIAA mendarat pada zona merah dengan pelemahan sebesar 0,85% stau 4 poin menuju level Rp468 per saham.
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Perombakan di internal manajemen Garuda Indonesia telah dilakukan, sejumlah nama telah yang disebut sebagai pengisi manajemen sudah bermunculan. Lantas, apakah hal tersebut menjadi sentimen positif untuk laju sahamnya?

Manajemen Garuda Indonesia rencananya baru akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada 22 Januari 2019. Adapun salah satu agenda pada rapat tersebut adalah pergantian direktur utama, direksi, hingga komisaris perseroan.

Namun, beberapa nama sudah mencuat yang disebutkan bakal menempati posisi nomor satu di emiten berkode saham GIAA tersebut. Beberapa nama yang mencuat belakangan ini adalah Mantan PT INTI Irfan Setiaputra hingga Mantan Menteri ESDM yakni Ignasius Jonan.

Di tengah santernya nama-nama yang akan memegang kendali utama pada maskapai pelat merah tersebut, pergerakan saham GIAA di lantai Bursa sepanjang tahun ini belum bermanuver kemuju zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (14/1/2020), saham GIAA mendarat pada zona merah dengan pelemahan sebesar 0,85% stau 4 poin menuju level Rp468 per saham.

Pada perdagangan 10 Januari dan 13 Januari 2020, GIAA sempat menghijau. GIAA menguat 10 poin atau 2,19% ke level Rp466 per saham pada 10 Januari 2020. Pada 13 Januari 2020, GIAA juga menguat 6 poin atau 1,29% ke level Rp472 per saham.

Sementara itu, sepanjang tahun berjalan, saham GIAA masih mencatatkan return negatif sebesar 6,02% dengan nilai kapitalisasi pasar yang tercatat senilai Rp12,11 triliun.

Fahressi Fahalmesta, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, menjelaskan bahwa pembenahan yang terjadi di dalam internal GIAA tidak memberikan efek yang terlalu besar terhadap pergerakan sahamnya.

Menurutnya, pembenahan manajemen dinilai tidak memiliki dampak terhadap kinerja keuangan perseroan. Hal tersebut memiliki respons yang berbeda dibandingkan dengan kejadian laporan keuangan yang harus dilakukan pencatatan ulang.

“Tapi kalau menang ada masalah GCG mungkin akan ada ke impact ke discount harga sahamnya, jadi mungkin akan terkena impact,” katanya.

Kendati demikian, pembenahan GCG di internal GIAA yang dilakukan oleh Kementerian BUMN dinilai dapat membuat para pelaku pasar memiliki kepercayaan lebih ke depannya.

Menurutnya, jika GCG perusahaan-perusahaan BUMN lebih diperhatikan, manajemen dapat bekerja lebih optimal dan memberikan dampak yang besar untuk kinerjanya.

“Jadi saya melihatnya saham Garuda ini di-drive-nya bukan karena perubahan direkturnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper