Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Tak Hadiri Penutupan Perdagangan, IHSG Gagal Tembus Level 6.300

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terkoreksi 29,77 poin atau -0,47% ke level 6.299,54 pada akhir perdagangan Senin (30/12/2019).
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan sambutan dalam Penutupan Perdagagan Bursa Efek Indonesia Tahun 2019 di Mainhall BEI, Senin (30/12/2019)./Bisnis-Hery Trianto
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan sambutan dalam Penutupan Perdagagan Bursa Efek Indonesia Tahun 2019 di Mainhall BEI, Senin (30/12/2019)./Bisnis-Hery Trianto

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan ditutup di teritori merah pada hari terakhir perdagangan bursa pada tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terkoreksi 29,77 poin atau -0,47% ke level 6.299,54 pada akhir perdagangan Senin (30/12/2019). Kendati gagal menembus level 6.300, IHSG mencetak return positif 1,7% dari penutupan akhir 2018 di level 6.194,49.

Penutupan perdagangan BEI pada 2019 yang berlangsung hari ini dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo, dan Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia Sunandar.

Sri Mulyani hadir untuk mewakili Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja ke Semarang. Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengharapkan pasar modal bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Jangan sampai perusahaan besar Indonesia tidak menjadi perusahaan publik. Agar pasar keuangan dan pasar modal mengalami pendalaman agar tidak rentan gejolak global. Kami berharap pada 2020, pasar modal akan tumbuh lebih baik," ungkapnya di Mainhall BEI, Senin (30/12/2019).

Berdasarkan data BEI, ada sejumlah pencapaian yang ditorehkan pasar modal Indonesia. Pertama, jumlah investor saham berdasarkan Single Investor Identification (SID) meningkat 30 persen menjadi 1,1 juta investor.

Kedua, sepanjang 2019, terdapat 55 perusahaan tercatat saham baru sehingga total emiten di BEI sebanyak 668 perusahaan. Realisasi jumlah emiten baru itu disebut sebagai aktivitas initial public offering (IPO) tertinggi di antara bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara dan peringkat ke-71 di dunia.

Ketiga, aktivitas pencatatan efek di BEI pada 2019 juga diikuti oleh 14 pencatatan exchange traded fund (ETF) baru, 2 efek beragun aset (EBA), 2 obligasi korporasi baru (diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang baru pertama kali mencatatkan efeknya di bursa), 2 Dana Investasi Real Estate Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DIRE-KIK) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA).

Dengan demikian, terdapat 76 pencatatan efek baru di BEI sepanjang tahun 2019, atau melebihi dari target 75 pencatatan efek baru yang direncanakan.

Kinerja IHSG dalam 10 Tahun
TahunIHSGKinerja IHSG
20103.703,5146,13%
20113.821,993,19%
20124.316,6812,94%
20134.274,17-0,98%
20145.226,9422,29%
20154.593,00-12,12%
20165.296,7115,32%
20176.355,6519,99%
20186.194,49-2,53%
20196.299,541,69%

Sumber: Bloomberg, per 30 Desember 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper