Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BRPT Turun 78 Persen di Kuartal III/2019, Ini Penjelasan Manajemen

Perusahaan petrokimia dan energi itu, membukukan pendapatan bersih senilai US$1,77 miliar atau turun 24,83 persen secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 78,17 persen secara tahunan menjadi US$12,47 juta.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. telah merilis laporan keuangan konsolidasian sepanjang periode 9 bulan tahun ini.

Perusahaan petrokimia dan energi itu, membukukan pendapatan bersih senilai US$1,77 miliar atau turun 24,83 persen secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 78,17 persen secara tahunan menjadi US$12,47 juta.

Direktur Barito Pacific David Kosasih menjelaskan pendapatan bersih konsolidasian yang menurun terutama diakibatkan oleh pendapatan bersih dari bisnis petrokimia yang turun 29,3 persen secara tahunan. Ini mencerminkan realisasi harga penjualan rata-rata yang lebih rendah, terutama untuk ethylene dan polyethylene.

Pendapatan di bisnis petrokimia yang turun juga karena berkurangnya kegiatan operasi diakibatkan dari pelaksanaan TAM terjadwal selama 51 hari.

"Hasil keuangan sepanjang periode 9 bulan tahun ini mencerminkan dampak ketidakpastian ekonomi dan politik global yang membebani pertumbuhan dan perdagangan global, serta dampak dari pemadaman untuk pemeliharaan mesin (Turn-Around Maintenance) terjadwal di TPIA pada Agustus dan September 2019 untuk tie-in dengan kapasitas polyethylene (PE) dan Polypropylene (PP) yang baru," terang  dalam keterangan resmi pada Kamis (26/12/2019).

Sementara itu, pendapatan bersih dari bisnis panas bumi menurun sebesar 3,3 persen secara tahunan, terutama karena produksi steam dari operasi Salak dan produksi listrik dari operasi Darajat dan Wayang Windu Unit 1 yang lebih rendah karena adanya beberapa kegiatan operasional terjadwal.

David menjelaskan kegiatan usaha panas bumi terus menunjukkan tingkat EBITDA yang stabil dan tren laba bersih yang meningkat sebagai akibat dari tren semakin menurunnya tingkat suku bunga dari waktu ke waktu.

Secara konsolidasi, perseroan terus menghasilkan marjin EBITDA yang sehat sebesar 25,4 persen dan posisi neraca dengan EBITDA bersih sebesar 3,1 kali.

“Di masa mendatang, kami terus berkomitmen kepada pasar Indonesia dan fokus pada perluasan besar lainnya-komplek petrokimia kedua sejauh ini berharap dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan,” katanya.

Investor Relation Barito Pacific Allan Alcazar menambahkan anak usaha perseroan yang menjalankan bisnis panas bumi yakni Star Energy, masih menopang kinerja perseroan. Beban keuangan perseroan yang turun 10,7 persen secara tahunan, terutama disebabkan dampak refinancing obligasi yang dilakukan oleh Star Energy pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper