Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham INAF dan KAEF Kompak Naik 25 Persen, Apa Pemicunya?

Laju saham emiten farmasi BUMN itu, kompak menguat 25% hingga menyentuh level auto reject atas (ARA) pada perdagangan hari ini.
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Indofarma (Persero) Tbk. dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. masuk jajaran top gainers pada penutupan perdagangan Selasa (17/12/2019).

Laju saham emiten farmasi BUMN itu, kompak menguat 25% hingga menyentuh level auto reject atas (ARA) pada perdagangan hari ini. Harga saham INAF mendarat pada level Rp430 per saham, sedangkan saham KAEF ditutup pada level Rp1.275.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyampaikan secara teknikal kedua saham tersebut telah jual. Saham INAF dan KAEF telah turun dalam tanpa ada rebound.

Dalam fase downtrend, saham KAEF dan INAF masih memiliki potensi kenaikan terbatas. Analis memproyeksikan saham KAEF memiliki kemungkikan melaju hingga Rp1.500-Rp1.650, sedangkan saham INAF diperkirakan melaju ke Rp500-Rp580 per saham.

"Karena biasa saham yang sudah jatuh dalam ada potensi technical rebound dengan potensi besar. Tapi tidak semua saham selalu mencapai ARA," terangnya pada Selasa (17/12/2019).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto kenaikan saham KAEF dan INAF karena terimbas sentimen window dressing.

Sebelumnya, terjadi penurunan harga saham INAF pada periode 3-16 Desember 2019. Harga mengalami penurunan 506 poin atau 59,52% dari penutupan perdagangan 2 Desember 2019 pada Rp850 menjadi Rp344.

Direktur Keuangan & Human Capital Indofarma Herry Triyatno menyampaikan perseroan belum ada aksi korporasi dalam waktu dekat. Adapun, pergerakan harga saham di luar kendali perseroan.

Perseroan saat ini tengah mengoptimalkan sisa dua pekan ini untuk mencapai kinerja 2019. Adapun, target perseroan 2020 belum dapat disampaikan karena menunggu holding BUMN farmasi terbentuk.

"Harus RUPS Biofarma. Setelah holding terbentuk, RKAP 2020 approval," katanya pada Selasa (17/12/2019).

Dalam keterbukaan informasi, Corporate Secretary Indofarma Arie Genipa Suhendi menyampaikan perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Perseroan juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu.

Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia.

"Perseroan tidak memiliki informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat memengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan ke publik," katanya dalam keterbukaan informasi.

Secara fundamental, INAF masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp34,84 miliar per kuartal III/2019. Sedangkan, KAEF mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 81,45%, dari Rp225,45 miliar per kuartal III/2018 menjadi Rp41,83 miliar per kuartal III/2019.

Sebagai informasi, INAF dan KAEF merupakan anak holding BUMN farmasi yang saat ini masih dalam finalisasi. PT Bio Farma (Persero) bertindak sebagai induk holding.

Saham INAF dan KAEF Kompak Naik 25 Persen, Apa Pemicunya?

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir saat masih menjabat sebagai Dirut PT Kimia Farma (Persero) Tbk./Bisnis

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyampaikan berharap pembentukan holding BUMN farmasi dapat selesai pada akhir tahun ini. Dengan begitu, Bio Farma sebagai induk holding dapat langsung menata holding-nya pada awal 2020.

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) tentang pengalihan saham milik pemerintah di Kimia Farma dan Indofarma kepada perseroan, telah diperoleh. Artinya, kata dia, proses pembentukan holding BUMN farmasi tinggal setahap lagi.

Tahap terakhir yakni pelimpahan kepemilikan saham seri B pemerintah di PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. ke Bio Farma sebagai induk holding. Honesti berharap proses tersebut dapat selesai sebelum 31 Desember 2019.

"Tinggal tanda tangan pelimpahan saham seri B pemerintah di KAEF dan INAF ke Bio Farma dari Menteri BUMN," terang pada Selasa (17/12/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper