Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Siapkan Capex Lebih Besar untuk 2020

Perseroan mengkhawatirkan rencana penerapan over dimensi over load (ODOL) pada 2020. Penerapan kebijakan ini disebutkan akan sangat berdampak pada industri semen.
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. meyakini serapan semen domestik pada tahun depan bisa membaik. Perseroan pun meningkatkan alokasi belanja modal untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan secara industri diperkirakan serapan dalam negeri bakal tumbuh 3%-4% dibandingkan dengan realisasi sepanjang tahun ini. Pasalnya, proyek infrastruktur telah mulai menggeliat kembali sejak kuartal akhir 2019.

"Pertumbuhan kami juga sekitar proyeksi industri karena saya lihat ada multiplier effect dari proyek infrastruktur yang banyak dibuka. Dari Oktober sampai sekarang cukup menggembirakan," katanya di sela-sela acara HUT ke-31 Asosiasi Emiten Indonesia di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Untuk persiapan menghadapi kenaikan permintaan pada 2020, emiten dengan kode saham INTP ini mengalokasikan belanja modal yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2019, yaitu sekitar Rp1,3 triliun. Nilai ini lebih tinggi Rp400 miliar dari capex tahun ini yang sekitar Rp900 miliar.

Serapan capex pada 2019 di antaranya digunakan untuk pembukaan tambang batu di Jawa Barat yang akan menyuplai kebutuhan bisnis semen beton dan pengembangan refuse derived fuel (RDF).

Walaupun permintaan dalam negeri pada 2020 diperkirakan mengalami perbaikan, Christian menilai persaingan masih akan ketat. Apalagi, bakal ada penambahan kapasitas baru dari tiga pabrikan semen. Dengan kondisi pasar yang masih menghadapi kelebihan pasokan, INTP pun tidak memiliki rencana untuk menambah kapasitasnya.

"Kami sudah cukup karena kapasitas terpasang 24,5 juta ton, utilisasi sekitar 70%. Yang kami harapkan pertumbuhan bisa sekitar 3%-4% tahun depan, terminal-terminal kami di Palembang dan Lampung cukup baik untuk mendukung," katanya.

Sedikit Lebih Baik

Sementara itu, untuk penjualan INTP sampai akhir tahun, Christian memperkirakan bisa sedikit lebih baik dibandingkan dengan industri yang diproyeksikan tumbuh flat atau kurang lebih sama dengan raihan tahun lalu.

Corporate Secretary dan Direktur Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos sebelumnya menuturkan perseroan mengkhawatirkan rencana penerapan over dimensi over load (ODOL) pada 2020. Penerapan kebijakan ini disebutkan akan sangat berdampak pada industri semen.

"Outlook 2020 akan sangat berpengaruh terhadap faktor ini. Kami sangat berharap pemerintah dapat bersikap bijak, mengingat industri semen saat ini yang masih terpuruk," ujarnya.

Pada Oktober 2019 penjualan semen perseroan mencapai 1,85 juta ton. Dengan raihan ini, Oktober menjadi bulan terbaik bagi Indocement.

Dibandingkan dengan Oktober tahun lalu, realisasi penjualan tersebut lebih tinggi 3%, sementara dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka terjadi peningkatan sebesar 11%. Selama periode berjalan penjualan semen INTP tercatat sebesar 14,65 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper