Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Moody's Turunkan Peringkat Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)

Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat utang PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) dari B3 menjadi B2.
Moody's Investor Service/Bloomberg
Moody's Investor Service/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat utang PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) dari B3 menjadi B2.

Pada saat yang sama Moody's juga menurunkan peringkat surat utang (notes) yang diterbitkan oleh entitas usaha di Singapura, SSMS Plantation Holdings Pte. Ltd. senilai US$300 juta. Peringkat notes itu juga turun dari B3 menjadi B2.

Vice President Moody's Maisam Hasnain mengatakan penurunan peringkat disebabkan oleh penurunan pendapatan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap risiko pembayaran kredit.

"Profil kredit SSMS akan menjadi lebih lemah dari ekspektasi kami sebelumnya," katanya dalam siaran resmi yang dikutip Selasa (16/12).

Maisam pun pesimistis terhadap pendapatan bisnis hilir perseroan dapat lebih baik ke depannya. Selain itu, Moody's pun menyoroti transparansi terkait transaksi afiliasi yang terjadi dalam grupnya.

Menurutnya PT Citra Borneo Indah (CBI) sebagai induk usaha SSMS sedang mengalami penurunan metrik kredit dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu disebabkan oleh kerugian operasi dan peningkatan modal untuk investasi di sektor hilir berupa kilang minyak sawit baru dan pembangunan kawasan industri. Moodys mencatat pada Semester I/2019, CBI menghasilkan kerugian operasional sebesar Rp45 miliar.

"Sebagai hasil dari tantangan operasi dan ketidakpastian di sekitar grup ketika kilang secara material meningkatkan operasinya, kami memperkirakan leverage konsolidasi CBI akan tetap jauh lebih tinggi 5,5 kali dan berpotensi lebih rendah daripada peringkat B2 selama 12-18 bulan kedepan," katanya..

Moody's juga mengharapkan SSMS akan terus mendukung CBI secara finansial termasuk operasi kilang. Sejak Desember 2018, SSMS telah meningkatkan pinjaman ke CBI menjadi Rp2,4 triliun pada September 2019.

SSMS pun menghasilkan 86% dari pendapatannya berkat penjualan ke refinery milik grup. Dukungan berkelanjutan untuk kilang tersebut merupakan pergeseran dari rencana SSMS yang sebelumnya dinyatakan bahwa kilang sebagian besar akan beroperasi sebagai unit independen.

Maisam menambahkan prospek peringkat negatif mencerminkan ekspektasi Moody bahwa pada dasar konsolidasi, metrik kredit CBI akan tetap lemah untuk 6-12 bulan ke depan. Selain itu keterbatasan transparansi pada kelompok operasi akan terus membebani profil kredit CBI.

Meskipun demikian, Moody's dapat mengubah prospek menjadi stabil jika CBI menunjukkannya peningkatan pendapatan atau pengurangan utang. Perseroan juga dituntut mempertahankan kondisi keuangan yang stabil sambil meningkatkan transparansi perusahaan, khususnya di operasi hilir dan transaksi dengan pihak terkait.

Moody's pun dapat menurunkan peringkat lebih dalam jika, pertama, CBI gagal mengimplementasikan rencana bisnisnya, khususnya untuk bisnis hilirnya sehingga pendapatannya tidak membaik. Kedua, perusahaan melakukan akuisisi yang didanai utang yang secara material melemahkan profil kreditnya. Ketiga, ada bukti kebocoran uang tunai di luar SSMS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper