Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Dirut PLN : Erick Thohir Sebut Rudiantara Masuk Bursa, Soal Susi dan Jonan Enggan Komentar

Menurut Erick Thohir, figur direksi di PLN harus benar-benar memiliki pengalaman terutama untuk menggenjot sejumlah infrastruktur kelistrikan di Tanah Air.
Menteri BUMN Erick Thohir./Antara
Menteri BUMN Erick Thohir./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan akhir terkait dengan jabatan direksi di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan diambil pada Januari 2020. Sejumlah nama yang masuk di bursa calon direksi, masih dalam proses penilaian oleh Tim Penilai Akhir.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pengisian kursi direksi secara definitif di PLN diputuskan setelah Kementerian BUMN menuntaskan pengisian jabatan di PT Garuda Indonesia Tbk.

Menurut Erick, figur direksi di PLN harus benar-benar memiliki pengalaman terutama untuk menggenjot sejumlah infrastruktur kelistrikan di Tanah Air.

“Dalam artikan kategorinya mencari figur yang memang pengalaman, karena kan memang kalau listrik ini sangat menjadi krusial, tidak hanya kehidupan sehari-hari masyarakat tapi juga bagian peningkatan daripada ekonomi,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi Sekretaria Kabibnet, Kamis (12/12/2019).

Terkait dengan munculnya nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Erick menyatakan bahwa sosok Rudiantara termasuk salah satu kandidat yang masuk dalam pembahasan tim penilai.

“Kalau secara bursa ya masuk. Cuma kalau ditentukannya masih dalam proses,” ungkap Erick.

Dia menjelaskan, untuks etiap jabatan setidaknya harus ada tiga calon yang diusulkan.

Selain Rudiantara, nama lain yang disebut mengisi jabatan bos PLN yakni mantan menteri Kelautan dan Perikana (KKP) Susi Pudjiastuti dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Terkait dengan nama Susi dan Jonan, Erick enggan berkomentar banyak karena namanya belum ada di proses Tim Penilai Akhir (TPA).

Siapapun yang terpilih sebagai pimpinan PLN nantinya, kata Erick harus punya komitmen dalam membangun infrastruktur kelsitrikan. “Apalagi kalau tidak ada pembangunan baru power plant nanti sampai tahun 2023 akan kekurangan listrik. Apalagi kalau ekonomi akan terus tumbuh di 5% maka listrik menjadi bahan yang penting.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper