Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Melemah Tipis di Akhir Sesi I, CPIN & HMSP Penekan Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Rabu (11/12/2019), meskipun telah menguat sejak awal perdagangan.
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Rabu (11/12/2019), meskipun telah menguat sejak awal perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik melemah 0,08 persen atau 4,66 poin ke level 6.178,85 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,11 persen atau 7,07 poin ke level 6.190,58.

Pada perdagangan Selasa (10/12), indeks menutup pergerakannya di zona merah dengan pelemahan 0,17 persen atau 10,29 poin ke level 6.183,50.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.178,34-6.204,60.

Tujuh dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, didorong oleh sektir industri dasar yang melemah 0,52 persen, disusul sektor barang konsumsi yang melemah 0,34 persen. Adapun sektor tambang dan perdagangan menguat masing-masing 0,86 persen dan 0,73 persen.

Sebanyak 194 saham menguat, 182 saham melemah, dan 292 saham stagnan dari 668 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT HM Sampoerna bk.(HMSP) yang masing-masing melemah 2,11 persen dan 0,97 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung datar karena minimnya sentimen positif yang menjadi katalis penggerak.

Para pelaku pasar masih mencermati keputusan tentang kesepakatan dagang AS-China pada akhir minggu ini. Jika tidak ada kesepakatan dagang, maka akan ada tarif baru dari AS kepada China berupa pengenaan tarif 15 persen terhadap produk China senilai US$156 miliar yang akan berlaku efektif per 15 Desember.

Sebelumnya, Partai Komunis China memerintahkan setiap kantor pemerintahan mengganti perangkat teknologi buatan negara lain dengan alasan untuk mengurangi ketergantungan dengan produk teknologi asal negara lain terutama dari AS seperti Microsoft.

Hal ini membuat tensi perang dagang semakin tinggi dan membuat para pelaku pasar cenderung pesimis akan terjadi kesepakatan dagang.

Para pelaku pasar juga sedang mencermati rapat FOMC yang akan berlangsung pada tanggal 11 hingga 12 Desember 2019 ini yang akan memutuskan kebijakan suku bunga AS. Secara konsensus, diperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunganya.

“Kami memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak flat, dengan minimnya sentimen positif dan para investor menanti kebijakan The Fed serta kejelasan tentang perang dagang AS-China,” ungkap tim riset Samuel Sekuritas.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak fluktuatif, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 0,3 persen dan 0,16 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,32 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite menguat 0,12 persen, sedangkan indeks CSI 300 melemah 0,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper