Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perkasa, Sentuh Level Terkuat dalam Sebulan Terakhir

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2019) rupiah berada di level Rp14.010 per dolar AS, menguat 0,2% atau 28 poin.
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil ditutup menguat ke level tertingginya dalam perdagangan satu bulan terakhir, di tengah kenaikan aliran masuk modal asing ke instrumen obligasi dan ekuitas setelah Bank Indonesia mengisyaratkan pendekatan yang berhati-hati untuk pelonggaran lebih lanjut.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2019) rupiah berada di level Rp14.010 per dolar AS, menguat 0,2% atau 28 poin. Pada 7  November 2019, rupiah sempat meninggalkan level Rp14.000 dan ditutup di level Rp13.998 per dolar AS.

Kepala Penelitian Asia ANZ Singapura Khoon Goh mengatakan bahwa rupiah berhasil menguat selama lima perdagangan berturut-turut didukung oleh fundamentalnya yang cukup baik.

“Daya tarik imbal hasil obligasi Indonesia, stabilitias ekonomi kemungkinan akan menjaga rupiah di kisaran level Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS dalam waktu dekat,” ujar Khoon Goh seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/12/2019).

Mengutip Bloomberg, arus dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar US$49,9 juta dalam obligasi pada 5 Desember dan US$55,2 juta dalam ekuitas pada 6 Desember 2019.

Kebijakan Moneter

Saat ini, fokus pasar akan tertuju terhadap keputusan kebijakan Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur yang akan dilakukan pada 19 Desember.

Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa suku bunga acuan pada RDG Desmber akan tetap dipertahankan setelah melakukan aksi pemangkasan yang cukup agresif sejak Juli.

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini, rupiah diprediksi cenderung stabil meski terdapat beberapa sentimen yang mempengaruhi arah nilai tukar seperti proyeksi kebijakan The Fed, perkembangan perang dagang, dan tren kenaikan permintaan dolar AS pada akhir tahun.

Adapun, pada pertemuan terakhir The Fed pada tahun ini, Bank Sentral AS diprediksi menahan tingkat suku bunganya, terutama akibat indikator ekonomi AS yang masih menunjukkan sinyal yang belum terlalu jelas terkait arah ekonomi AS yang cenderung ekspansif atau kontraktif.

Hal itu tercermin dari data indikator manufaktur serta jasa yang melemah, meskipun data pasar tenaga kerja cukup ketat.

“Selain itu,potensi pelemahan rupiah terjadi juga mengingat adanya ancaman tensi dagang yang sangat mungkin akan meningkat pada pertengahan hingga akhir bulan ini mengingat batas waktu kenaikan tarif pada 15 Desember,” papar Josua kepada Bisnis.

Oleh karena itu, dia memprediksi hingga akhir tahun ini rupiah bergerak pada kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.125 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper