Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Sulut Api, IHSG Terseret ke Zona Merah

Tekanan yang dialami bursa saham global pada umumnya menyeret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (4/12/2019).
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan yang dialami bursa saham global pada umumnya menyeret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (4/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup melemah 0,34 persen atau 21,02 poin di level 6.112,88 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (3/12), IHSG masih mampu mengakhiri pergerakannya di zona hijau yakni level 6.133,90 meskipun dengan kenaikan hanya 0,06 persen atau 3,84 poin, penguatan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan Jumat (29/11).

Pergerakan indeks mulai tergelincir ke wilayah negatif dengan dibuka turun 0,20 persen atau 12,56 poin di posisi 6.121,33 pada Rabu (4/12) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.095,31 – 6.127,98.

Lima dari sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin barang konsumen (-1,27 persen) dan perdagangan (-0,59 persen). Empat sektor lainnya mampu berakhir di zona hijau, dipimpin infrastruktur (+0,80 persen).

Dari 665 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 141 saham menguat, 257 saham melemah, dan 267 saham stagnan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 1,58 persen dan 0,96 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir perdagangan.

Sejalan dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia rata-rata terkapar di zona merah di tengah kekhawatiran para pelaku pasar soal prospek kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir terkoreksi 0,20 persen dan 1,05 persen, indeks Hang Seng Hong Kong melorot 1,25 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,73 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berakhir turun 0,23 persen dan 0,03 persen.

Dilansir dari Reuters, bursa saham emerging market merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Rabu (4/12) akibat tertekan kemungkinan tertundanya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Indeks saham pasar negara berkembang turun 0,6 persen ke level terlemahnya sejak akhir Oktober. Pasar saham China, konstituen terbesar dari indeks ini, berakhir lebih rendah.

Adapun bursa saham Hong Kong ditutup mendekati level terendahnya dalam dua bulan setelah data menunjukkan aktivitas bisnis zona ekonomi tersebut menyusut pada laju tercepat dalam 21 tahun pada November.

Pasar saham global telah terlebih dahulu melorot pada Selasa (3/12) malam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dengan China mungkin harus menunggu sampai setelah pemilihan presiden AS tahun 2020.

Komentar Trump bahwa kesepakatan perdagangan dengan China mungkin ditunda sampai setelah pilpres November 2020 sekaligus memukul harapan pasar bahwa kesepakatan dapat dicapai sebelum putaran kenaikan tarif AS yang baru terhadap impor China mulai berlaku pada 15 Desember.

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang dapat memberikan kewenangan kepada pemerintahan Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap China atas dugaan penindasan yang diterima kaum minoritas Muslim Uighur.

Langkah ini diprediksi akan semakin meningkatkan ketegangan hubungan AS dan China. Baru pekan lalu, Presiden Donald Trump menandatangani legislasi yang mendukung pengunjuk rasa anti-pemerintah di Hong Kong meskipun ada keberatan dari China.

Hal ini menambah kekhawatiran pasar setelah terbebani sentimen rencana pengenaan tarif di Argentina dan Brasil, serta kemungkinan bea masuk atas barang-barang asal Prancis.

Pemerintah AS secara tak terduga mengumumkan rencana untuk mengembalikan tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, dan kemudian merilis rencana tarif terhadap impor Prancis yang nilainya mencapai US$2,4 miliar.

“Dalam waktu singkat, harapan pasar bahwa konflik perdagangan mungkin bisa diselesaikan seketika hancur. (Trump) melemparkan minyak ke api ketidakpastian pasar,” tulis analis Commerzbank FX Antje Praefcke dalam sebuah catatan.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

UNVR

-1,58

BBRI

-0,96

BMRI

-1,39

ICBP

-2,63

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TLKM     

+1,79

POLL

+5,24

ADRO

+3,42

PLIN

+12,58

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper