Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Bijih Besi Diprediksi Membludak pada 2022

Vale, salah satu produsen bijih besi terbesar dunia, mengatakan kepada investor bahwa pihaknya akan meningkatkan produksi bijih besi ke rekor pada 2022, tiga tahun setelah bencana bendungan yang sempat menghentikan aktivitas produksi.
Truk siap mengangkut bijih besi di salah satu tambang milik Fortescue Metals Group Chichester Hub, di Pilbara, Australia Barat, Kamis (29/11/2018)./Reuters-Melanie Burton
Truk siap mengangkut bijih besi di salah satu tambang milik Fortescue Metals Group Chichester Hub, di Pilbara, Australia Barat, Kamis (29/11/2018)./Reuters-Melanie Burton

Bisnis.com, JAKARTA – Pasokan bijih besi global diprediksi berlimpah pada 2022 seiring dengan salah satu produsen bijih besi dunia akan meningkatkan produksinya ke rekor tertinggi.

Vale, salah satu produsen bijih besi terbesar dunia, mengatakan kepada investor bahwa pihaknya akan meningkatkan produksi bijih besi ke rekor pada 2022, tiga tahun setelah bencana bendungan yang sempat menghentikan aktivitas produksi.

“Produksi bijih besi akan naik dari 390 juta metrik ton menjadi 400 juta ton pada 2022, sehingga output diperkirakan mencapai batas tertinggi dari kisaran tahun ini," ujar Vale seperti dikutip Bloomberg, Selasa (3/12/2019).

Sementara itu, pada 2020 output dari perusahaan yang berbasis di Rio de Janeiro diperkirakan akan mencapai 340 juta hingga 355 juta ton.

Adapun, produksi bijih besi Vale yang meningkat tersebut dapat memperburuk pasar bijih besi yang berada dalam situasi kelebihan pasokan sehingga dapat memperpanjang penurunan harga untuk bahan pembuatan baja tersebut.

Pasokan Bijih Besi Diprediksi Membludak pada 2022

Harga bijih besi berjangka telah jatuh lebih dari 20% sejak akhir Juni di bursa Singapura karena Vales berhasil memulai kembali beberapa operasi yang dihentikan meskipun para pesaingnya masih mengatasi beberapa tantangan produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (3/12/2019) hingga pukul 14.23 WIB, harga bijih besi kontrak Januari 2020 di bursa Singapura bergerak melemah 0,93% menjadi US$85,6 per ton. Sepanjang tahun berjalan 2019, harga telah bergerak menguat 22,99%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper