Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan, Rupiah Lanjutkan Pelemahan terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (2/12/2019).
Aktivitas di tempat penukaran uang./Antara
Aktivitas di tempat penukaran uang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (2/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau dibuka di level Rp14.120 per dolar AS dengan pelemahan 12 poin atau 0,09 persen dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (29/11/2019), pergerakan nilai tukar rupiah berakhir di level Rp14.108 per dolar AS dengan depresiasi 16 poin atau 0,11 persen.

Bersama rupiah, nilai tukar mata uang lainnya di Asia mayoritas terpantau melemah pada Senin (2/12) pagi, dipimpin yen Jepang yang terdepresiasi 0,2 persen terhadap dolar AS pada pukul 09.36 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, tampak naik 0,03 persen atau 0,033 poin ke level 98,306.

Menurut Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim, rupiah masih bergerak melemah di kisaran Rp14.095 per dolar AS hingga Rp14.120 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini, Senin (2/12).

Dipaparkan, pertumbuhan AS sedikit meningkat pada kuartal ketiga tahun ini, berbeda dengan indikator lain yang menunjukkan perlambatan dalam aktivitas global, sehingga mendorong dolar AS untuk bergerak menguat dan melemahkan rupiah.

“Selain itu, rupiah juga terpapar sentimen negatif karena China akan melakukan tindakan tegas setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait Hong Kong,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Pasar kini tengah menantikan rilis data inflasi untuk bulan November 2019. Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memaparkan bahwa konsensus pasar memperkirakan inflasi November 2019 sebesar 0,2 persen MoM dan 3,06 persen yoy, sedangkan untuk inflasi inti sebesar 3,16 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper