Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TLKM Unjuk Gigi, IHSG Melonjak saat Bursa Asia Terkapar

Penguatan saham TLKM berhasil mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit dari tekanannya dan melonjak kembali menembus level psikologis 6.000 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (29/11/2019).
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan saham TLKM berhasil mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit dari tekanannya dan melonjak kembali menembus level psikologis 6.000 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (29/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menanjak 0,99 persen atau 58,77 poin di level 6.011,83 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (28/11), pergerakan IHSG berakhir di level 5.953,06 dengan penurunan tajam 1,16 persen atau 69,98 poin, koreksi hari keenam berturut-turut sejak perdagangan Kamis (21/11).

Sebelum berbalik ke zona hijau, indeks terpantau sempat melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun tipis 0,05 persen atau 3,18 poin di posisi 5.949,88 pada Jumat (29/11) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.939,4 – 6.015,70.

Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin infrastruktur (+2,28 persen) dan finansial (+1,53 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona merah adalah tambang (-1,73 persen).

Dari 664 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 209 saham menguat, 194 saham melemah, dan 261 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 2,88 persen dan 2,95 persen menjadi pendorong utama kenaikan tajam IHSG pada akhir perdagangan.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh di kisaran 5 persen.

Direktur Utama TLKM, Ririek Adriansyah mengatakan kondisi di tahun ini membaik dibandingkan tahun lalu karena dampak penerapan kebijakan registrasi kartu SIM prabayar tak lagi terasa. Dia pun memproyeksikan perseroan bisa meraup pertumbuhan pendapatan pada tahun ini di kisaran 5 persen.

Sebagai gambaran, pada 2018, perseroan meraup pendapatan sebesar Rp130,78 triliun atau tumbuh sebesar 1,97 persen. Dengan demikian, bila pertumbuhan bisa mencapai 5 persen, pendapatan perusahaan menyentuh Rp137,14 triliun.

Terkait hal tersebut, Kresna Sekuritas menargetkan pendapatan TLKM mencapai Rp133,8 triliun pada 2019 dan Rp144,4 triliun pada 2020.

“Jika mencapai target manajemen akan menjadi katalis positif bagi TLKM yang saat ini kami beri rating BELI dengan fair value di Rp5,800,” tulis Kresna Sekuritas dalam risetnya.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia rata-rata berakhir di zona merah di tengah kekhawatiran para pelaku pasar soal prospek kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir terkoreksi 0,51 persen dan 0,49 persen, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2,03 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,45 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berakhir melemah 0,61 persen dan 0,87 persen.

Anjloknya indeks saham di Hong Kong dan China menyeret bursa Asia kembali melemah, sehari setelah pasar saham global tertekan oleh keputusan Presiden Donald Trump untuk menandatangani legislasi yang menunjukkan dukungan AS terhadap demonstran di Hong Kong.

Langkah tersebut menyulut ancaman retaliasi dari pemerintah China, yang mengendalikan kota tersebut, sekaligus memunculkan kekhawatiran seputar prospek tercapainya kesepakatan dagang ‘fase satu’ antara AS dan China.

Pada Kamis (28/11), pemerintah Tiongkok menegaskan kembali ancamannya untuk mengambil tindakan, meskipun tidak memberikan perincian tentang bagaimana atau kapan langkah itu akan dilakukan.

Investor kini menantikan saat penting berikutnya yakni 15 Desember, ketika pemerintah AS dijadwalkan mengenakan tarif baru terhadap impor China termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.

“Pasar berada pada semacam sikap ‘wait and hold’ dalam hal kesepakatan perdagangan fase satu itu,” ujar David Riley, kepala strategi investasi di BlueBay Asset Management, kepada Bloomberg TV.

Di tengah tergerusnya daya tarik aset berisiko, nilai tukar rupiah ditutup melemah 16 poin atau 0,11 persen di level Rp14.108 per dolar AS, setelah mampu berakhir terapresiasi tipis 3 poin di posisi 14.092 pada perdagangan Kamis (28/11).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TLKM     

+2,88

BMRI

+2,95

MAYA

+13,58

BBRI

+0,99

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BYAN

-8,00

FREN

-4,58

BSDE

-3,85

SMGR

-1,29

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper