Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelita Samudera Shipping (PSSI) Gelontorkan US$30 Juta untuk Belanja Modal

Direktur Utama Pelita Samudera Shipping Iriawan Ibarat mengatakan bahwa perseroan sedang menjajaki tiga kontrak baru yang ditargetkan dapat dieksekusi pada awal 2020.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelita Samudera Shipping Tbk. bakal menggelontorkan belanja modal senilai US$30 juta pada 2020 untuk penambahan armada kapal untuk merealisasikan kontrak baru yang sedang dijajaki.

Direktur Utama Pelita Samudera Shipping Iriawan Ibarat mengatakan bahwa perseroan sedang menjajaki tiga kontrak baru yang ditargetkan dapat dieksekusi pada awal 2020.

Dia mengatakan bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak dengan masa kerja menengah untuk pengangkutan batu bara dan nikel. Untuk itu, perseroan memerlukan armada baru untuk merealisasikan kontrak itu.

“Tahun depan kami akan menambah satu atau dua kapal mother vessel, bisa juga lebih tergantung kargo yang kami dapat. Kami juga akan menambah kapal tongkang dan tunda,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Iriawan menjelaskan bahwa pada tahun depan emiten berkode saham PSSI tersebut akan meningkatkan porsi pendapatan dari jasa pengangkutan non-batu bara. Pada saat ini, segmen pengangkutan batu bara masih berkontribusi sebesar 85% terhadap total pendapatan perseroan.

Pada 2020, kata Iriawan, perseroan bakal meningkatan kontribusi dari segmen bisnis pengangkutan non-batu bara. Nantinya, porsi pendapatan perseroan 70% bakal berasal dari pengangkutan batu bara dan 30% dari pengangkutan non-batu bara.

Pada saat ini, perseroan sedang menjajaki kontrak untuk pengangkutan besi dan juga semen untuk pengiriman di dalam negeri dengan salah satu produsen semen dan baja besar.

“Kami akan menambah armada juga untuk itu, jadi kalau kami beli aset untuk mereka biasanya itu untuk kontrak long term 3 tahun—5 tahun, ” katanya.

Adapun PSSI mencatatkan kenaikan sebesar pendapatan 22% per Oktober 2019 seiring dengan peningkatan raihan kontrak perseroan.

Pertumbuhan pendapatan sewa berjangka (time charter) mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 253% per 31 Oktober 2019 yang berkontribusi pada kenaikan pendapatan perseroan sebesar 22% menjadi US$62,7 juta dibandingkan dengan US$51,3 juta per 31 Oktober 2018. Kenaikan pendapatan sewa berjangka tertinggi tercatat dari segmen mother vessel (MV) diikuti segmen floating loading facility (FLF) dan tunda dan tongkang (TNB).

Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera Shipping Imelda Agustina Kiagoes menjelaskan bahwa perseroan mencetak kenaikan laba bruto sebesar 25% per 31 Oktober 2019 menjadi US$16,1 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$12,9.

“Lini bisnis TNB menyumbang 50% dari total EBITDA diikuti FLF sebesar 32% dan lini bisnis terbaru MV sebesar 18%. Sampai dengan Oktober 2019, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF sudah mencapai 90% dan 10% spot basis. Sementara kontrak jangka panjang untuk TNB mencapai 75% dan 25% spot basis,” katanya.

Dia menambahkan bahwa perseroan telah membelanjakan US$45,8 juta sampai dengan Oktober 2019 dari total target anggaran belanja modal (capex) 2019 sebesar US$61,3 juta.

Realisasi capex sebesar 75% tersebut sebagian besar untuk pembelian 4 unit kapal MV, 1 unit tugboat dan 2 unit tongkang sebagai bagian dari program ekspansi armada. Perseroan mencatat peningkatan aset sebesar 28% menjadi US$140,6 juta per 31 Oktober 2019 dari US$110,1 juta per 31 Desember 2018.

Lebih lanjut, Imelda menjelaskan bahwa terdapat keuntungan penjualan 1 FLF pada September 2018 sebesar US$7,6 juta yang berkontribusi terhadap tingginya laba bersih sebesar 19% per Oktober 2018 dibandingkan Oktober 2019. Adapun laba bersih per 31 Oktober 2019 sebesar US$9,2 juta.

“Di samping ekspansi armada yang berkelanjutan, perseroan terus berinisiatif dalam memonitor penghematan biaya, diantaranya perbaikan dan pemeliharaan kapal (docking) yang dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dari yang ditargetkan. Utilisasi kapal yang tinggi di rata-rata 94% sampai akhir Oktober 2019,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper