Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Investindo Sekuritas : Investor Kurangi SUN Tenor Panjang Guna Kurangi Gejolak

Sejumlah sentimen eksternal, terutama terkait perang dagang, masih membayangi perdagangan Surat Utang Negara (SUN) pada Senin (25/11/2019).
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Investor mengalihkan aliran dana dari Surat Utang Negara (SUN) tenor panjang guna mengurangi gejolak dan melirik SUN tenor pendek di tengah ketidakpastian. 
 
Dalam hasil risetnya, Senin (25/11/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan penurunan pada SUN tenor panjang diakibatkan berkurangnya permintaan. Sebaliknya, SUN tenor pendek justru menguat akibat naiknya permintaan. 
 
Ada beberapa sentimen yang memengaruhi perdagangan pada Senin (25/11). Pertama, Presiden China Xi Jinping mau bekerja sama guna mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

Pembicaraan yang dilakukan terkait pembelian produk pertanian AS, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan membuka ekonomi China kepada perusahaan asing. Namun, kedua negara masih berusaha mendapatkan persamaan sudut pandang mengenai tarif.
 
Kedua, Presiden AS Donald Trump menunda penandatanganan Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia (HAM) karena khawatir memperburuk tensi perang dagang. Dia pun meminta kepada Xi agar tentara China tak memasuki Hong Kong guna menyelesaikan demonstrasi. 
 
Terakhir, data dalam negeri menjadi fokus berikutnya khususnya terkait pertumbuhan kredit. Menurut Nico, pertumbuhan kredit selama ini terus melambat.

Langkah pemotongan tingkat suku bunga dari 6 persen menjadi 5 persen, ditambah dengan adanya dua kali pemotongan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan, perlu mendapat perhatian apakah cukup bertaji terhadap pertumbuhan kredit atau tidak.

Dia menerangkan masih perlu dilihat apakah kenaikan likuiditas bank sebesar Rp26 triliun, terdiri atas Rp24,1 triliun untuk bank umum konvensional dan Rp1,9 triliun untuk bank umum syariah, akan disalurkan menjadi kredit atau justru diinvestasikan ke dalam instrumen SUN.

Data lain yang juga dinantikan adalah pertumbuhan ekonomi AS dan keuntungan industri di China. 

Dengan kondisi yang masih bergejolak, Nico menyebut portofolio ideal memiliki porsi 70 persen pada SUN jangka pendek dan sisanya SUN jangka panjang.
 
"Porsi yang ideal untuk saat ini adalah 70 persen obligasi jangka pendek, 30 persen obligasi jangka panjang," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper