Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terjebak di Zona Merah, IHSG & Rupiah Melemah

Kekhawatiran seputar hubungan dagang pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China memukul bursa saham di Asia. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret turun cukup dalam pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran seputar hubungan dagang pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China memukul bursa saham di Asia. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret turun cukup dalam pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,85 persen atau 52,06 poin ke level 6.103,05 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (20/11), indeks berhasil mengakhiri pergerakannya di level 6.155,11 meskipun dengan kenaikan tipis 0,05 persen atau 3,02 poin, penguatan hari kedua.

Pergerakan indeks mulai tergelincir ke zona merah dengan dibuka terkoreksi 0,31 persen atau 19,34 poin di posisi 6.135,76 pada Kamis (21/11) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.099,57 - 6.137,27.

Indeks saham lainnya di Asia juga tertekan di zona merah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing terkoreksi 0,76 persen dan 0,46 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun tajam 1,57 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan blue chip CSI 300 China masing-masing turun 0,42 persen dan 0,62 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,58 persen pada pukul 12.20 WIB.

Dilansir Reuters, bursa Asia melemah di tengah tensi baru antara pemerintah AS dan China seputar rancangan undang-undang (RUU) yang mendukung demonstran Hong Kong.

Pada Rabu (20/11), Parlemen AS meloloskan dua RUU yang dimaksudkan untuk mendukung para demonstran di Hong Kong serta melemparkan peringatan kepada China tentang hak asasi manusia.

Legislasi tersebut telah dikirimkan ke Gedung Putih untuk memintakan persetujuan Presiden Donald Trump. Sumber terkait mengatakan Trump diharapkan akan menandatangani legislasi itu.

Persetujuan RUU oleh Senat AS untuk mendukung demonstran Hong Kong menarik kemarahan China sekaligus berisiko menunda kesepakatan “fase satu” yang sangat diharapkan oleh investor untuk dapat segera ditandatangani.

“Pertentangan China atas langkah Senat AS kemungkinan akan menjaga pasar saham Asia di bawah tekanan hari ini, khususnya Hong Kong, karena meningkatnya kekhawatiran bahwa China mungkin kehilangan minat dalam kesepakatan perdagangan sementara,” terang Jeffrey Halley, analis pasar senior untuk Asia Pasifik di Oanda Asia Pacific Pte., dikutip dari Bloomberg.

Delapan dari sembilan sektor IHSG menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-1,89 persen) dan infrastruktur (-0,91 persen). Satu-satunya sektor yang membukukan kenaikan adalah pertanian (+0,16 persen).

Sebanyak 118 saham menguat, 230 saham melemah, dan 314 saham stagnan dari 662 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 0,44 persen dan 1,42 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melorot 1,27 persen atau 6,94 poin ke level 539,39 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 1,12 persen atau 7,73 poin ke posisi 679,39 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah lanjut melemah 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.115 per dolar AS pukul 11.31 WIB, menuju pelemahan hari keempat berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper