Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Naik Tipis, Pasar Tunggu Rilis Risalah The Fed

Daya tarik dolar Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu instrumen safe haven sedikit terangkat pada perdagangan pagi ini, Rabu (20/11/2019), bersama yen Jepang, di tengah minimnya kejelasan mengenai pembicaraan perdagangan antara pemerintah AS dan China.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA – Daya tarik dolar Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu instrumen safe haven sedikit terangkat pada perdagangan pagi ini, Rabu (20/11/2019), bersama yen Jepang, di tengah minimnya kejelasan mengenai pembicaraan perdagangan antara pemerintah AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, naik tipis 0,042 poin atau 0,04 persen ke level 97,898 pada pukul 09.32 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (19/11), indeks dolar mampu naik 0,06 persen atau 0,062 poin ke level 97,856, setelah tertekan di zona merah selama tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Sementara itu, nilai tukar yen Jepang lanjut terapresiasi 0,06 persen ke level 108,48 yen pada Rabu (20/11) pukul 09.42 WIB, menuju penguatan hari ketiga beruntun.

Dilansir dari Reuters, pergerakan dolar AS dan yen memperoleh dukungan dari kurangnya kejelasan tentang pembicaraan perdagangan antara pemerintah AS dan China.

Hal ini mendorong investor bersikap hati-hati menjelang rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS (Fed minutes).

Meski demikian, pergerakan dua mata uang utama itu relatif tipis karena pedagang mencermati beragam pesan soal perdagangan AS-China.

Kabar yang optimistis diimbangi oleh peringatan Presiden AS Donald Trump untuk melancarkan tarif lebih lanjut jika pembicaraan kedua belah pihak berujung gagal.

“Ini adalah hari yang sangat menghindari risiko. Ada kesan sedikit hati-hati dan beragam pesan dari negosiasi perang dagang,” ujar analis Westpac FX Imre Spiezer.

Harapan untuk progres perdagangan sempat meningkat ketika Bloomberg melaporkan bahwa negosiasi akan dianggap sebagai dasar dalam menentukan tarif AS mana yang akan dikurangi untuk impor China.

Namun, dalam suatu pertemuan kabinet di Gedung Putih semalam, Trump menegaskan bahwa kesepakatan apa pun harus sesuai dengan apa yang ia inginkan.

“Jika kami tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan tarif lebih tinggi,” kata Trump.

Di sisi lain, pasar menantikan rilis risalah rapat kebijakan moneter Federal Reserve (FOMC meeting) pada Rabu (20/11) waktu setempat.

Dalam risalah pertemuan kebijakan terkini yang berakhir pada 30 Oktober 2019, pejabat Federal Reserve kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin untuk ketiga kalinya tahun ini dan mengisyaratkan jeda pemotongan lebih lanjut kecuali jika prospek ekonomi berubah.

“Secara khusus, [investor menunggu] petunjuk apakah Oktober adalah 'hawkish cut', dengan penghalang yang tinggi untuk pelonggaran lebih lanjut, atau 'dovish pause' dengan bias untuk pelonggaran lebih lanjut,” tutur Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi untuk Mizuho Bank di Singapura.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

20/11/2019

(Pk. 09.32 WIB)

97,898

(+0,04 persen)

19/11/2019

97,856

(+0,06 persen)

18/11/2019

 

97,794

(-0,21 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper