Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Satu MI Ini dapat Tekan IHSG ke 5.941 pada Akhir Tahun

Edwin Sebayang, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), menyampaikan bahwa saat ini mulai banyak perusahaan sekuritas yang memangkas batas perdagangan (trading limit) terutama dari investor institusi.
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya
  • Saat ini mulai banyak perusahaan sekuritas yang memangkas batas perdagangan (trading limit).
  • Penurunan trading limit bisa berdampak seperti snowball effect.
  • OJK telah memberikan suspensi kepada Narada AM pada 13 November 2019.

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Analis Efek Indonesia mengkhawatirkan skandal yang dialami salah satu manajer investasi saat ini dapat membawa snowball effect yang dapat semakin menekan laju indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun.

Edwin Sebayang, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), menyampaikan bahwa saat ini mulai banyak perusahaan sekuritas yang memangkas batas perdagangan (trading limit) terutama dari investor institusi.

“Saya takut ini akan menjadi snowball effect, hampir semua sekuritas sekarang bisa dikatakan menurunkan trading limit buat nasabahnya, mulai dari investor ritel bahkan terutama investor institusi. Yang banyak diturunkan trading limit-nya adalah yang asset management,” jelas Edwin di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Dirinya pun khawatir persoalan yang lumayan berat dari salah satu pemain besar yang harus membayar kewajiban dan manajer investasi yang bermasalah itu dapat menekan kinerja IHSG menuju target level moderat.

Edwin yang juga adalah Head of Research MNC Sekuritas telah memangkas perkiraan IHSG ke level 6.338 untuk level optimistis. Sementara untuk target moderat, indeks diperkirakan menuju level 5.941 pada akhir tahun ini.

“Saya khawatir kalau ini tidak diselesaikan dengan cepat, IHSG bisa menuju level moderat 5.941,” tuturnya.

Sejak akhir pekan lalu, santer diberitakan bahwa salah satu manajer investasi yaitu Narada Aset Manajemen gagal membayar pembelian beberapa efek saham hingga Rp177,78 miliar. Hal ini berpotensi membuat beberapa sekuritas mengalami kesulitan likuiditas dana dan dana modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) menjadi turun.

Dengan demikian, manajer investasi tersebut diminta segera melakukan penyelesaian pembayaran kepada beberapa perusahaan sekuritas dan melaporkan perkembangannya ke otoritas.

Sementara itu, OJK telah memberikan suspensi kepada Narada AM pada 13 November 2019. Dengan demikian, perseroan tidak dapat menandatangai produk investasi reksa dana, memperpanjang dan atau menambah dana kelolaan, menambah unit penyertaan baru, serta melakkan transaksi pembelian efek untuk seluruh produknya.

Adapun kasus gagal bayar itu menyusul pergerakan dua reksa dana Narada terpantau turun drastis yaitu produk reksa dana Narada Saham Indonesia dan Narada Campuran I.

Berdasarkan laman resmi Narada AM, net asset value (NAV) produk Narada Saham Indonesia anjlok 47,38% selama sebulan terakhir per 16 November 2019.

Sementara NAV poduk Narada Campuran I terjun 44,81% pada periode yang sama.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi menyampaikan bahwa kasus gagal bayar pembelian beberapa efek saham oleh Narada AM masih dalam tahap pemeriksaan.

“Masih dalam tahap pemeriksaan lanjutan. Kalau ada perkembangan, nanti diunfo,” kata Fakhri saat dihubungi Bisnis, Rabu (20/11/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper